BANGLI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) masa kini tidak lagi menjadi tempat penjeraan bagi seorang narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) namun telah menjelma sebagai tempat pembinaan dengan harapan dapat mengembalikan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan dengan menciptakan masukan mandiri dan produktif. Untuk itu, sebagai tempat pembinaan narapidana yang terjerat kasus narkotika, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali melalui Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli telah membentuk beragam program pembinaan kemandirian.
Program pembinaan kemandirian pada Lapas Narkotika Bangli hadir dengan memberikan berbagai bentuk pembinaan keterampilan bagi narapidana seperti pembinaan perkebunan, keterampilan koran, pembuatan teraso, pembuatan tahu-tempe, las listrik, perbengkelan, tata boga dan masih banyak keterampilan lainnya.
Salah satu pembinaan yang menjadi unggulan dalam Lapas Narkotika Bangli adalah budidaya asparagus yang sangat jarang ditemui di Lapas/rutan lainnya di Indonesia. Narapidana diajarkan bagaimana proses budidaya asparagus mulai pembibitan hingga panen dengan harapan dapat memberikan bekal selepas menjalani masa pidana.
Setelah berjalan beberapa bulan semenjak penanaman perdana, hasil budidaya asparagus Lapas Narkotika Bangli telah didistribusikan hingga keluar Lapas melalui kerja sama dengan Koperasi Tani Mertanadi Petang. Hampir setiap hari, asparagus yang ditanam dan dibudidayakan narapidana ini siap dipanen dan didistribusikan.
Selain asparagus, tempe tahu buatan narapidana Lapas Narkotika Bangli juga menjadi primadona masyarakat. Dengan binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bangli, tahu dan tempe Lapas Narkotika Bangli rutin hadir dalam pameran yang diselenggarakan diberbagai tempat berbeda, terakhir pada pameran Hari Ulang Tahun Bangli ke-820 pada awal Mei lalu.
Tidak berhenti disitu, Lapas Narkotika Bangli juga berusaha melihat peluang usaha baru yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tren di masyarakat sebagai patokan jenis program pembinaan. Hal ini dimaksud agar ilmu keterampilan yang dimiliki narapidana Lapas Narkotika Bangli tidak ketinggalan jaman. Contohnya pembuatan pot, bak mandi dan sejenisnya dengan bahan teraso adalah bentuk pembinaan kemandirian yang up to date.
Kepala Kanwil Kemenkumham Bali, Pramella Yunidar Pasaribu dalam keterangan tertulisnya menyampaikan apresiasi terhadap Lapas Narkotika Bangli atas keberhasilannya dalam melaksanakan program pembinaan bagi narapidana narkotika.
“Program pembinaan yang dilaksanakan di Lapas Narkotika Bangli telah menunjukkan hasil yang positif, hal ini terlihat dari banyaknya narapidana yang berhasil menyelesaikan program dan kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang dapat mereka gunakan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik,” terang Pramella
Kakanwil Pramella juga menjelaskan bahwa keberhasilan program ini merupakan bukti nyata Lapas Narkotika Bangli sebagai tempat untuk membina dan memberdayakan warga binaan.
“Program pembinaan di Lapas Narkotika Bangli merupakan contoh yang baik bagi lapas-lapas lain di Indonesia, dan saya berharap Lapas Narkotika Bangli dapat terus meningkatkan kualitas program pembinaannya sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi warga binaan dan masyarakat,” tutup Pramella.
Dari berbagai bentuk program pembinaan yang dihadirkan, Lapas Narkotika Bangli senantiasa memberikan pelayanan terbaik termasuk kepada narapidana sehingga tujuan pemasyarakatan dapat tercapai dan berdampak bagi masyarakat.