Gianyar –Acara penyerahan mobil pesanan Ahmad Sahroni di Tuksedo Studio Bali berlangsung unik, karena diwarnai upacara adat Bali dan pentas tari kecak, Senin 27 Desember 2021 malam.
Acara bertitel ”Premiere Tuksedo Studio 356 Coupe Designated to Mr. Ahmad Sahroni di Tuksedo Studio Jalan Tukan Tampuagan no 356 Sukawati Gianyar Bali” tersebut dihadiri undangan dari para pecinta mobil berkelas bahkan sekaligus ketua Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Ahmad Sahroni yang mobil modifikasinya Porche berwarna merah baru saja selesai dikerjakan di Tuksedo Studio, bengkel yang memproduksi dan merestorasi berbagai mobil klasik. “Ini yang terbaik harus dan kita harus sebarkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu juga menghasilkan karya luar biasa sama dengan negara lain,” ujar Sahroni.
Sahroni pengusaha yang juga anggota DPR RI tersebut bahkan menyebut sejumlah teman -temannya yang menyusul akan membeli mobil seperti dirinya di Tuksedo studio Bali. Salah satunya Maharani Kemala seorang pengusaha produk alat kecantikan. “Tidak sampai tiga milyar kok”, kata crazy rich Tanjung Priok tersebut.
Sejumlah tantangan masih jadi ganjalan di industry kendaraan modifikasi atau replikasi tanah air, padahal kreativitas luar biasa anak bangsa sudah dibuktikan tak kalah dengan karya yang sama dari negara lain. Hal ini dikatakan oleh Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo saat menyampaikan sambutannya diacara Premiere Tuksedo Studio 356 Coupe Designated to Mr. Ahmad Sahroni di Tuksedo Studio yang berlokasi di Jalan Tukan Tampuagan no 356 Sukawati Gianyar Bali.
“Sampai hari ini belum ada kementerian yang menaungi kendaraan kendaraan roda dua atau roda empat yang merupakan hasil dari modifikasi atau replikasi yang bisa memperoleh ijin layak jalan atau ijin jalan di jalan raya,” ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam acara yang dihadiri oleh para pecinta mobil antik dan mobil modifikasi tanah air serta sejumlah pengusaha papan atas dari Bali juga dari kota lain.
Lebih lanjut dikatakan oleh Bamsoet, dibutuhkan komitmen dan komunikasi antar kementerian yaitu Kemenparekraf, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan.
“Maka ini akan jadi penting untuk ijin-ijin mobil-mobil modifikasi ini yang nantinya bisa akan berada di bawah Kemenparekraf. Mudah-mudahan dengan adanya ini akan mendorong para usahawan usahawan dan UMKM untuk melakukan kreativitas yang luar biasa seperti halnya disini hasil karya anak-anak bangsa.
Mungkin hari ini kita belum bisa bikin mesin nya tapi siapa tahu nanti kalau sudah diganti listrik maka kita akan membuat sendiri. “Batereinya 1000 persen ada di Indonesia. Maka saya tantang tadi Pak Pudji sebagai Owner Tuksedo untuk membuat prototype Formula E sudah bisa melintas di sirkuit Formula E yang akan diadakan di Ancol. Kita buktikan bahwa kita juga bisa,” tegas Bamsoet lagi.
Sementara itu Puji Handoko pemiliki Tuksedo Studio mengatakan siap membuat mobil modifikasi permintaan konsumen dengan tim di studio yang benar-benar bekerja dan berkarya dengan talenta luar biasa.
Meski begitu ia mengakui ada dua tantangan yang terus ia kejar agar bisa lebih banyak lagi menghasilkan karya-karya baru serta mewujudkan banyak kreativitas tim studio yang dipimpin oleh Cineas Muda Gusti Handoko ini.
“Tantangannya ada 2 yaitu pada SDM dan alatnya. Alat-alatnya kita harus bikin dulu. Yang kedua adalah SDM nya sebab di sini tidak ada sekolahnya. Karenanya di sini tim kami adalah anak-anak muda yang sudah lulus sarjana supaya dengan harapan bisa lebih cepat menerima banyak pengetahuan terkait ini dan lebih cepat berkreasi,” ujar Puji.
Tuksedo Studio ini merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam industri kreatif khusunya bidang otomotif. Studio ini juga merupakan tempat melakukan kegiatan produksi mobil sport klasik baik dalam bentuk kit car/replika hingga restorasi di Bali.
Tuksedo Studio Mengusung ‘Welcome to the place where science and art break even’, kehadiran Tuksedo Studio di Bali ini bisa menjadi jawaban bagi para pecinta kendaraan klasik untuk memiliki kendaraan klasik impiannya.
Tuksedo Studio mampu memproduksi dari nol, dari mulai menyiapkan sasis hingga body. Hasil pengerjaannya pun tidak kalah dibandingkan produk aslinya. Studio ini membutuhkan waktu beragam untuk membuat beragam karya. Misalnya butuh waktu kurang lebih enam bulan untuk menciptakan karya ikonik replika mobil Porshe 356 Speedster yang sangat mirip dengan aslinya. Studio yang berlokasi di Kebon Vintages Cars Cafe dan Resto, ini pernah membuat replika mobil sport klasik legendaris yang diproduksi 1948-1965.
Menparekraf Sandiaga Uno saat mengunjungi studio ini mengungkapkan apresiasi yang tinggi atas karya yang dihasilkan. “Patut kami sampaikan terhadap karya anak bangsa, sehingga lapangan terbuka luas. Kami lihat di sini jajaran mobil klasik Eropa dan di pusat-pusat otomotif dunia hadir di Tuksedo Studio Bali,” kata Sandi saat berkunjung seperti yang dikutip sejumlah media. Ia mengatakan, kreativitas yang dihadirkan pelaku ekonomi kreatif seperti bengkel restorasi mobil klasik yang terletak di kawasan Ketewel, Gianyar, Bali, itu tidak hanya dapat membuka lapangan kerja, tapi juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Sebelumnya Tuksedo Studio mampu memproduksi dan merestorasi berbagai mobil klasik dari mulai Porsche 356 Speedster (1957), Porsche 356 A Coupe (1955-1959), Porsche 550 Spyder (1953-1956), Mercedes Benz 300 SL Gullwing (1954-1957).
Juga Toyota 2000 GT 1968 (1967-1970), Jaguar XK 120 (1948-1954), Ferrari 250 GTO (1962-1964), hingga Maserati 450S (1956-1958) dan berbagai mobil klasik lainnya.(*)