Kupang NTT -Setiap kita melakukan aktivitas apapun di dunia digital, perlu dipastikan keamanannya dari segi fitur dan sistem. Begitu juga dengan penggunaan fitur paylater yang memudahkan kita dalam berbelanja.
Paylater merupakan sebuah fitur pembayaran kredit secara digital. Umumnya, fitur ini disediakan oleh dompet digital atau platform jual beli dan dikelola oleh pihak ketiga seperti fintech peer to peer lending. Paylater menyediakan limit sesuai dengan frekuensi transaksi dan tidak memiliki kartu fisik.
“Paylater sudah menjadi salah satu opsi pembayaran. Ketika pandemi penggunaan paylater juga meningkat,” ujar Ika Febriana Habiba, CX Manager dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Kurang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (2/12/2021).
Penyedia layanan paylater yang banyak digunakan masyarakat di antaranya gopaylater, ovopaylater, shopeepaylater, indodana, kredivo, akulaku, dan home credit. Keuntungan dari fitur paylater ialah prosesnya cepat dan praktis, tenor pelunasannya pun bervariasi mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan, dan menyediakan promo menarik. Akan tetapi, risiko negatif dari paylater bisa muncul ketika kita tidak berhati-hati. Risiko negatifnya berupa perilaku konsumtif, biaya layanan yang tinggi, potensi penurunan nilai kredit atau kredit skor, dan ancaman peretasan identitas penipuan siber.
Supaya utang di paylater tidak semakin menumpuk, ada beberapa tips penggunaannya. Pertama, batasi nilai pinjaman sesuai dengan kemampuan bayar. Buatlah prioritas kebutuhan kita beserta cicilannya. Kedua, pahami kontrak perjanjian paylater. Ketiga, lunasi cicilan segera mungkin untuk menghindari denda. Keempat, perhatikan suku bunga atau biaya layanan paylater dengan jelas dan denda keterlambatannya.
Hati-hati terhadap penipuan pada fitur paylater. Pastikan kita melakukan transaksi melalui penyedia layanan yang legal. Hindari penggunaan wifi publik saat melakukan transaksi. Jangan berikan informasi login kepada siapapun.
“Jika data kita bocor segera ganti password akun pada situs atau aplikasi tersebut,” jelasnya.
Periksakan keamanan akun kita dengan memasukkan email melalui periksadata.com atau avast.com/hackcheck. Apabila ada kejanggalan pada transaksi paylater. Laporkan kepada call center terkait, OJK, dan laporkan pada pihak kepolisian melalui patrolisiber.id.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Kupang, NTT, Kamis (2/12/2021) juga menghadirkan pembicara, Wildrian Ronald Otta (Ketua Karang Taruna NTT), Chyntia Andarinie (Founder Mom Influencer ID), dan Nata Gein sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani
Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …