Belu NTT -Pertukaran informasi yang begitu cepat membuat risiko paparan hoaks dan berita bohong meningkat. Terlebih saat ini, informasi bisa dengan mudah disebarkan lewat aplikasi perpesanan seperti WhatsApp dan Telegram.
Sayangnya menurut Ilham Faris, seorang digital strategist dan facilitator, perkembangan pesat di bidang teknologi informasi tidak diimbangi dengan pengayaan kemampuan literasi digital. Akibatnya, informasi yang dibagikan pun rentan berisi hoaks dan kabar bohong.
“Niatnya mungkin baik, ingin mengabarkan ke orang lain seputar informasi baru yang dikira bermanfaat, tapi karena kemampuan literasi digital rendah, malah rentan kena hoaks. Ingin terlihat lebih tahu, lebih cepat, malah membahayakan,” tutur Ilham Faris dalam Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis 2 Desember 2021.
Salah satu modus hoaks yang sempat viral dan menimbulkan banyak korban adalah pengiriman link bansos. Ilham mengatakan dalam pesan tersebut, tertulis informasi terkait pemberian bansos dari pemerintah sebesar Rp. 300.000.
Masyarakat yang ingin mendapatkan bansos tersebut diminta untuk mengisi sejumlah informasi pribadi lewat link yang diberikan. Celakanya, informasi tersebut hoaks dan ini merupakan modus pencurian data pribadi.
“Tahunya dari ini mana ini hoaks? Mudah kok tinggal search aja di Google pakai kata kuncir ‘benarkah’. ‘Benarkah ada pembagian bansos Rp. 300.000’ dan hasil yang keluar pertama sudah menjelaskan itu adalah hoaks dan modus pencurian data pribadi,” terang Ilham Faris.
Agar terhindar dari hoaks dan kejahatan siber lainnya, Ilham pun membagikan sejumlah cara aman menggunakan internet. Pertama, gunakan password yang sulit dan selalu log out usai menggunakan aplikasi. Kedua, hindari menggunakan password yang sama untuk satu media sosial, dengan media sosial lainnya.
Ketiga, meminimalisir penggunaan wifi gratis di ruang publik. Keempat, aktifkan pengaturan privasi ganda di akun pribadi. Kelima, jelajahi situs internet yang terpercaya. Hindari juga asal mengklik link yang didapatkan dari media sosial dan grup WA.
“Cek dan ricek link yang dikirimkan. Jika tidak menggunakan tanda gembok, bukan https, dan menggunakan URL yang aneh, dapat dipastikan itu adalah hoaks alias link palsu,” katanya lagi.
Selain Ilham, dalam webinar ini hadir juga Gabrillianty Nastiti Ayuningtyas (SPV Accounting Analyst), Herman Efriyanto Tanouf (Penulis dan koordinator Komunitas Leko), Dhan Gheisha (Key opinion leader).
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
ICBC Indonesia merelokasi cabang di Area Pantai Indah Kapuk
JAKARTA – Bank ICBC Indonesia sebagai anak perusahaan dari ICBC Limited yang merupakan salah satu …