Jayawijaya -Hampir setiap orang di dunia ini memakai smartphone dari berbagai brand terkenal mulai dari harga yang puluhan juta hingga yang sangat terjangkau.
Emma Ronsumbre, S.Pd, seorang pengajar pada SAGU Foundation saat menjadi nara sumber dalam Webinar Literasi Digital wilayah Jayawijaya, Papua, Selasa 30 November 2021, mengatakan bahwa dengan semakin tingginya jumlah pemakai smartphone, seharusnya diimbangi dengan tumbuhnya smart users.
“Sebagian dari kita begitu mudahnya membeli atau memiliki smartphone tapi sudahkan diiringi dengan kecakapan digital agar kita pemakai Smartphone juga menjadi smart users?” ujar Emma dalam webinar yang dipandu oleh Kika Ferdind ini.
Salah satu indikator kita sudah menjadi smart users adalah kita sudah paham tentang pemakaian mesin pencari dan penggunaan kata kunci atau keyword research.
Terkait smart users, pembicara lainnya Nur Rahma Yenita, Studi Teknik Elektro/Sekolah Tinggi juga mengatakan bahwa kecerdasan pengguna ruang digital untuk lebih bijak memakai smartphone beserta segala aplikasi yang ada di dalamnya ini juga harus mengetahui tentang demokrasi digital.
“Setiap orang terutama anak muda harus menjadi ujung tombak demokrasi digital. Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu pemerintahan dimana masing-masing dari mereka memilih memiliki hak yang sama dalam upaya mengatur kebijakan pemerintah
Demokrasi juga dapat disebut sebagai suatu sistem pemerintahan dimana semua warga negaranya mempunyai hak dan kesempatan yang sama secara untuk berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka.
Sementara itu teknologi digital internet dalam medsos adalah satu informasi terkini agar kita bisa terkoneksi dengan siapapun yang diinginkan. “Demokrasi digital ditinjau secara harapiah pengertian dan fungsi dapat kita dipahami sebagai implementasi demokrasi yang tidak terhubung pada limitasi ruang waktu ataupun batasan fisik lainnya,” tuturnya lagi.
Demokrasi digital menggabungkan konsep demokrasi perwakilan dan demokrasi partisipatif sehingga mampu mengeksplorasi dengan cepat interaksi antara dunia. Untuk bijak menjadi ujung tombak demokrasi digital kita harus mampu memfilter dan memverifikasi setiap informasi di internet atau medsos.
Selain itu juga mempelajari konten yang ingin kita post atau hindari debat kusir. Kita harus segera melaporkan konten yang berisi ujaran kebencian, fitnah atau bullying. Agar kita selalu berusaha untuk menjadi agen demokrasi digital yang sehat.
Selain kedua pembicara di atas, juga hadir pembicara lainnya yaitu Ilham Faris Digital Strategist dan Putri Masyita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …