Merauke Papua -Paylater bukan menjadi hal baru dalam transaksi, terutama bagi masyarakat di kota besar. Akan tetapi, kita harus berhati-hati sebelum memutuskan menggunakan paylater karena bisa menyebabkan dampak negatif.
Sistem pembayaran paylater adalah fasilitas pembiayaan yang memberikan kita penundaan pembayaran, baik secara langsung atau dicicil. Hal yang harus diingat, pembayaran paylater ini harus dilunasi. Dengan itu, paylater bisa menjadi celah yang memudahkan ataupun menjerumuskan.
“Biasanya paylater ini bisa disandingkan dengan aplikasi jual beli atau jasa, seperti e-commerce ataupun dompet digital,” ujar Yulia Dian seorang social media specialist dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Merauke, Papua, Senin (29/11/2021).
Meski sama-sama memiliki bunga, paylater dan pinjaman online berbeda. Paylater memiliki bunga yang tidak terlalu tinggi dibandingkan pinjaman online. Proses penagihan pun tidak sekasar pinjaman online, terutama yang ilegal. Pada saat melakukan pembelajaan dengan paylater, kita akan dikenakan biaya administrasi. Paylater juga dianggap lebih aman jika dibandingkan denga pinjaman online. Beberapa pilihan paylater yang banyak digunakan masyarakat di antaranya, ShopeePaylater, Gopaylater, TravelokaPaylater, Indodana, Kredivo, hingga Akulaku.
Sementara itu, sistem paylater lebih mirip dengan kartu kredit. Akan tetapi, suku bunga dari paylater lebih tinggi dibandingkan kartu kredit, tenornya pun hanya mencapai 12 bulan. Hal yang diunggulkan dari paylater ialah proses pengajuan lebih mudah karena dilakukan secara online dan dokumen yang dibutuhkan pun tidak sebanyak saat mengajukan kartu kredit.
Yulia mengatakan, supaya aman menggunakan paylater ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, hanya daftarkan di aplikasi yang terpercaya. Kedua, menjaga OTP kita terutama saat melakukan transaksi dengan paylater. Ketiga, mengubah PIN secara berkala.
“Ketika kita sudah menggunakan paylater, lebih teliti tentang apa saja yang harus kita pahami,” ungkapnya.
Batasi nilai pinjaman pada paylater sesuai dengan kemampuan. Kemudian, pahami kontrak dengan paylater, karena hal ini sangat sensitif termasuk mengenai informasi bunga dan sebagainya. Ketahui juga prioritas saat berbelanja agar tidak konsumtif dan jangan mudah tergiur promo dan bonus.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Merauke, Papua, Senin (29/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Sofia Sari Dewi (Fashion Designer), Try Adrianto Darsono (Dosen), dan Bayu Eka Sari (Key Opinion Leader).
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …