Mimika Papua -Kejahatan siber mengintai para pengguna internet di Indonesia yang belum memiliki kemampuan literasi digital yang baik.
Penyadapan akun media sosial dan aplikasi perpesanan menjadi salah satu bentuk kejahatan siber yang perlu diwaspadai. Penyadapan akun WhatsApp misalnya, berpotensi merugikan tidak hanya pemilik akun, tapi juga orang lain di sekitarnya.
“Bayangkan saja misalnya akun WhatsApp Anda disadap. Berarti seluruh pembicaraan Anda bisa dilihat oleh pelaku. Rahasia bisnis jadi terbongkar, pembicaraan pribadi bisa disebar,” tutur penggiat media sosial dan socialpreneur Sofia Sari Dewi dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Mimika, Papua, Rabu 24 November 2021.
Sofia mengatakan akun WhatsApp yang telah disadap memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya:
- Sering tiba-tiba keluar dari akun WhatsApp tanpa sebab.
- Terlihat online padahal tidak sedang diakses.
- Dikirimi pesan berisi link mencurigakan dari nomor tak dikenal.
- Pesan terbaca sendiri tanpa pernah dibuka.
- Menerima pesan berisi kode OTP dari WhatsApp, sementara pengguna tidak sedang log in.
- Mengirimkan pesan tanpa izin pemilik.
- Adanya pemberitahuan akun log out menggunakan perangkat yang tidak terdaftar.
- Akun tidak dapat diakses sama sekali.
Sofia mengatakan jika hal ini terjadi pada Anda, ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama adalah menghubungi customer service WhatsApp via email dan memberi tahu bahwa akun Anda telah disadap atau dihack.
“Kedua, buang nomernya dan non aktif kan akun. Beli nomor baru dan kirim pesan blast kepada seluruh kontak bahwa Anda telah mengganti nomor dan akun yang lama sudah tidak lagi digunakan oleh Anda,” terangnya.
Tentu saja tidak ada orang yang ingin akun WhatsApp dan media sosialnya disadap. Untuk itu, Sofia mengatakan sebagai pengguna internet yang cerdas, wajib memahami fitur-fitur keamanan yang disediakan oleh situs dan aplikasi.
Beberapa fitur keamanan seperti verifikasi ganda, pindai sidik jari, hingga menggunakan whatsapp web bisa digunakan untuk mencegah terjadinya hack dan penyadapan.
“Dengan memahami fitur keamanan pada aplikasi media sosial, diharapkan pengguna dapat terhindar dari berbagai kejahatan siber. Sehingga penggunaan media sosial dapat bermanfaat dan membantu meningkatkan kualitas hidup di era industri 4.0,” tutur Sofia Sari Dewi.
Selain Sofia, hadir juga sebagai pembicara Eryvia Maronie (key opinion leader), Randy Mandala (Kepala Unit IT RS Anggrek Mas Jakarta), dan Daniel Sihite (Dosen).
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.