Jayawijaya -Perbedaan teknologi di zaman dulu dan sekarang cukup signifikan. Hal ini menuntut para orang tua dari generasi X dan baby boomers untuk mampu beradaptasi di dalamnya demi memudahkan segala aktivitas masa kini. Di samping itu, orang tua yang paham tentang teknologi dapat menghindari risiko kejahatan di dunia online.
Namun, bagi generasi milenial atau anak-anak dari orang tua tersebut menghadapi tantangan dalam mengajarkan tentang teknologi. Pasalnya, banyak orang tua yang menganggap dirinya sudah berpengalaman dan tidak mungkin terkena risiko kejahatan online.
“Inilah pentingnya bagi kita untuk membagikan pengetahuan literasi digital kepada semua orang. Terutama yang terdekat dulu dari kita, termasuk orang tua. Sehingga paling tidak orang tua mengerti tentang kejahatan digital,” ujar Alex Iskandar seorang Managing Director di IMFocus Digital Consultan dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (23/11/2021).
Salah satu yang sering terjadi ialah orang tua yang membagikan broadcast hoaks pada aplikasi chatting seperti Whatsapp. Alex mengatakan, kebanyakan orang tua tanpa pikir panjang langsung membagikan informasi dari aplikasi itu. Padahal langkah yang seharusnya diambil ialah saring kebenaran informasi terlebih dahulu sebelum membagikannya.
Sebagai generasi milenial atau generasi lainnya, dalam mengajarkan orang tua kita seharusnya tidak menggurui. Hal ini karena orang tua telah terbiasa menjadi guru bagi anak-anaknya. Kita sebagai generasi muda perlu menunjukkan bahwa kita lebih tahu dengan membantu mereka di dunia digital.
Misalnya, pada orang tua yang hobi traveling kita bisa menyarankan Youtube untuk melihat-lihat terlebih dahulu lokasi traveling yang ingin dituju. Kemudian, utamakan berbagi informasi terkini dengan orang tua. Dengan demikian, biasanya orang tua akan terima bahwa anak-anak lebih paham mengenai teknologi digital.
“Tanpa mendoktrin atau menggurui mereka (orang tua), biasanya mereka akan jadi lebih welcome kalau kita beritahu sesuatu,” jelasnya.
Bagikan dan beritahukan juga modus-modus kejahatan siber yang berpotensi menyerang orang tua dengan kasus-kasus yang pernah terjadi. Jadi, dalam berbagi fakta mengenai sebuah kejadian itu benar adanya karena diakses dari situs resmi. Ingatkan bahwa tidak semua yang ada di dunia digital itu benar dan faktual. Masih banyak hal yang dibuat oleh pihak tertentu dengan maksud tertentu.
Hal terpenting, jangan berusaha menggurui, utamakan membagikan cerita dengan fakta, selalu meminta orang tua mengonfirmasi setiap informasi, serta menunjukkan kemampuan kita di bidang digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Jayawijaya, Papua, Selasa (23/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Fajar Sidik (Zinister & Podcaster), Crensensia L.P. Mallisa (Pelaku UMKM), dan Masra Suyuti (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …