Denpasar Bali -Wawasan kebangsaan Indonesia penting dimiliki dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara melakukannya adalah dengan terus mempromosikan wawasan kebangsaan lewat konten di media sosial. Bagaimana cara melakukannya?
Menurut I Made Indra Aribawa, Kepala SMK TI BALI GLOBAL BADUNG, wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya. Sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia harus mengutamakan kesatuan dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, meski berasal dari daerah dengan budaya yang berbeda-beda.
“Wawasan kebangsaan juga sangat penting dalam hubungan antar bangsa dan dalam pergaulan antara bangsa lain di dunia internasional. Sebab, wawasan kebangsaan menjamin keberadaan bangsa Indonesia,” tuturnya, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Denpasar, Bali, Kamis 18 November 2021.
Indra menjelaskan ada sejumlah cara menggunakan konten media sosial untuk meningkatkan wawasan kebangsaan. Apa saja?
Pertama, mengunggah konten dengan tema budaya asli Indonesia. Konten yang mengangkat tema kekayaan budaya dan keanekaragaman suku bangsa penting, karena Indonesia sangat kaya akan hal itu.
“Misalnya makanan khas daerah, tarian daerah, atau juga bangunan bersejarah, itu yang kita unggah di media sosial,” tuturnya.
Kedua, adalah membuat konten tentang pengetahuan bahasa lokal. Indra mengatakan saking kayanya Indonesia, logat pengucapan di suatu provinsi pun bisa berbeda tergantung daerah tempat tinggal.
“Di Bali sendiri kita ada dua dialek yang digunakan secara berbeda, oleh masyarakat Bali yang berasal dari dataran tinggi dan masyarakat yang tinggal di dataran rendah,” tambahnya.
Ketiga, adalah mengunggah konten tentang wisata daerah. Wisata daerah tidak identik dengan suatu tempat atau bangunan. Kekinian, wisata daerah juga mencakup pertunjukan kesenian hingga kuliner.
Tentu saja saat menggunakan media sosial untuk mempromosikan wawasan kebangsaan, etika tetap harus di kedepankan. Beberapa etika digital yang wajib dipatuhi menurut Indra antara lain:
- Menggunakan bahasa yang baik dan benar, sopan, dan santun saat berkomentar.
- Tidak menyebarkan konten yang bertema SARA dan provokasi.
- Tidak membuat konten berita bohong atau hoaks.
- Menghindari unggahan foto kekerasan, korban kecelakaan, dan sejenisnya yang bisa menyebabkan duka bagi orang lain.
- Menjaga privasi dan tidak sembarangan mengunggah data pribadi.
“Selalu gunakan media sosial dan teknologi untuk kegiatan positif ya. Jangan gunakan berlebihan juga supaya tidak kecanduan,” terangnya.
Webinar hari ini juga menghadirkan Febriana Habiba (CX Manager), Nur Rahma Yenita (Ketua Program Studi Teknik Elektro STTI dan Asesor Kompetensi Multimedia BNSP), dan Putri Langi (key opinion leader) sebagai pembicara.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.