Badung -Trading dan investasi seringkali dianggap sebagai satu kegiatan yang sama. Meski keduanya memiliki kesamaan, tapi sebenarnya antara trading dan investasi memiliki perbedaan.
Hal itu diungkapkan oleh Andrew Paulo, Forex Trader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Badung, Bali, Kamis, (18/11/2021). Paulo menjelaskan bahwa secara definisi, trading sendiri merupakan kegiatan jual beli komoditas atau instrumen pasar modal dalam jangka waktu singkat demi meraih profit.
Sedangkan, investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan jangka panjang. Paulo menjelaskan bahwa biasanya trader akan aktif melakukan aksi jual beli asset, dan fluktuatif harga menjadi tujuan mencari keuntungan singkat.
“Sementara kalau investor itu lebih melihat asset komoditas jangka panjang, dan mengutamakan produk sehat daripada fluktuatuf harga jangka pendek,” ujar Paulo.
Selanjutnya, dalam hal analisa trader akan aktif melakukan transaksi. Sehingga lebih fokus pada teknikal analisis. Sementara, investor lebih melihat dari sisi kesehatan proful perusahaan dibandingkan trend pasar sehingga fundamental menjadi fokusnya.
“Terakhir itu perbedaannya terdapat di instrumennya, hampi semua instrumen investasi bida dilakukan. Sedangkan dalam investasi hanya bisa saham, kripto, property, hingga reksadana,” kata dia.
Berkat perkembangan zaman, baik investasi maupun trading kini bisa dilakukan secara online. Ada sejumlah aplikasi yang menawarkan fitur tersebut.
Meski demikian Paulo mengingatkan untukt tetap hati-hati dan teliti dalam memilih aplikasi tersebut. Pertama, pastikan aplikasi tersebut terpercaya.
“Pertama unduh di tempat resmi, kemudian pastikan diawasi pemerintah, serta periksa ulasan pengguna. Lalu pastikan juga keamanan kata sandi yang ketat, dan terakhir pilih aplikasi yang memiliki fiture helpdesk,” kata dia.
Kemudian, periksa skema investasi seperti biaya broker dan biaya lain-lainnya mekanisme pencairan dana. Kemudian, Cari tahu fitur analisa di dalam apps, mulai dari fitur demo hingga fitur indikator analisa.
“Terakhir pastikan jaringan yang aman. usahakan jangan mengakses dengan jaringan internet publik,” ujar dia.
Dalam webinar tersebut juga hadir pembicara lainnya, yakni Josephine Brihtnessa, Marketing Manager Ni Wayan Sumartini Saraswati, Dosen STMIK Stikom Indoneisa dan Putri Langi sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani
Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …