Perlu Kecermatan dalam Penggunaan Pay Later Agar Hutang Tak Bertumpuk

Badung Bali -Segala kemajuan teknologi di ruang digital tak ada yang 100 persen aman meskipun sudah ada fitur keamanan yang menyertai. Dibutuhkan kemampuan penggunanya agar pemanfaatannya bisa maksimal dan meminimalisir kelemahan sistem yang ada.
“Contohnya saja, pemanfaatan Pay Later yang saat ini banyak ditawarkan oleh sejumlah aplikasi penyedianya untuk memudahkan pengguna internet berbelanja kebutuhan di e-commerce,” ujar M. Dedy Gunawan, Ketua Bidang Koperasi dan UMKM HAPI dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, Rabu 17 November 2021.
Lebih lanjut kata Dedy, perlu sikap cermat dalam penggunaan Pay Later agar bisa dimanfaatkan dengan maksimal tanpa terbebani dengan menumpuknya hutang di belakang hari.
“Orang menggunakan Pay Later karena keamanan dan kenyamanannya dan ada penyedia Pay Later yang tidak membebankan administrasi kalau kita membayar sebelum jatuh tempo,” imbuh Dedy lagi.
Dikatakannya juga bahwa Pay Later bisa memberikan keuntungan kalau digunakan buat usaha dan sesegera mungkin cicilan penggunaannya langsung dibayarkan begitu kita sudah punya uang.
“Misal saja, usaha Reseller yang membutuhkan modal untuk membeli barang pesanan, begitu konsumen membayar kita langsung tutup cicilan hutang dan ini bisa menjadikan ladang income jika menggunakan dengan benar,” jelasnya.
Namun begitu jangan sampai tidak disiplin dengan gali lobang tutup lobang. Karenanya kita juga harus mempertimbangkan juga kemampuan membayar kita.
Yang penting adalah ketika memakai pay later dan sudah memiliki income yang sudah kita ukur serta kemampuan kita mencicil dan melunasi kemudian hari itu bisa kita gunakan dengan baik.
Selain itu untuk menghindari berbagai kejahatan digital yang kerap terjadi dalam penggunaan transaksi internet, ada sejumlah langkahnya. Yaitu jangan sembarangan mengklik tautan yang ada untuk menghindari phising yang berniat mengambil alih data akun kita.
Selain itu jangan memberikan data pribadi kita kepada siapapun lewat WhatsApp atau SMS apapun karena tidak ada satupun penyelenggara yang meminta akun password atau data pribadi melalui SMS. Semua data tersebut diberikan hanya lewat aplikasi.
Juga terapkan pengamanan berlapis dan selalu variasikan password dan jangan menggunakan kata kunci yang sama. Dengan membuat password sulit maka akan mempersempit kemungkinan para pembajak mengambil alih akun kita.
Selain Dedy juga hadir pembicara lainnya yaitu Josephine Brightnessa, Marketing Manager, I Wayan Widi Karsana, S.Kom, M.Kom, Dosen Universitas Dhayana Pura, Adelita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani

Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …