Lombok Timur -Situasi pandemi memaksa manusia mengubah total cara hidupnya hampir selama setahun terakhir. Cara berinteraksi sesama manusia berubah dengan cara yang tidak terbayangkan sebelumnya. Cara berdakwah pun berubah. Perlahan, para pendakwah mulai memanfaatkan internet untuk berdakwah.
Menurut Nurhayati,QH,S.Pd, Kepala Sekolah MA Mualimat NW Hamzan Wadi Pancor Lombok Timur dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Rabu 17 November 2021, penting sekali memanfaatkan ruang digital saat ini untuk berdakwah karena teknologi digital menjadi keseharian manusia saat ini.
“Meluasnya perkembangan pemanfaatan teknologi digital oleh penduduk dunia khususnya masyarakat Indonesia membuat metode dakwah di ruang digital juga menjadi keharusan untuk saat ini,” ujat Nurhayati dalam webinar yang dipandu oleh Eddie Bingky ini.
“Dari total penduduk Indonesia 274,9 juta jiwa ada 202,6 juta jiwa penduduk Indonesia yang menjadi pengguna internet atau dunia maya. Dan dari total penduduk Indonesia 274,9 juta jiwa ada 170 juta jiwa atau 61,8% penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial,” ujar Nur lagi.
Lebih lanjut dikatakannya, dalam satu hari saja pengguna internet di Indonesia rata-rata menghabiskan waktu sampai 8 jam 52 menit untuk mengakses internet. Sementara untuk streaming 22 jam 50 menit + 3 jam 14 menit, membaca media online maupun offline 1 jam 38 menit dan streaming musik yang rata-rata 1 jam 30 menit podcast 44 menit dalam sehari.
Sebegitu seringnya masyarakat Indonesia berada di depan internet membutuhkan literasi digital yang terus menerus termasuk literasi agama. Literasi agama adalah kemampuan untuk melihat dan menganalisis titik temu antara agama dan kehidupan sosial politik dan budaya dari beragam sudut pandang.
“Literasi agama bukanlah tuntutan seseorang untuk belajar tentang agama lebih dalam lagi tapi lebih pada belajar tentang bagaimana cara beragama,” terangnya.
Dijelaskannya juga bahwa dalam ajaran Islam juga telah dipaparkan terkait kiat-kiat berdakwah dengan beragam cara.Termasuk dengan ilmu, hikmah dan dengan bertahap. Artinya adalah ilmu haruslah ada sebelum Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
Lemah lembut harus ada ketika ingin berAmar Ma’aruf Nahi Mungkar. Sikap sabar harus ada sesudah berAmar Ma’ruf Nahi Mungkar. Sedangkan terkait Hikmah juga telah diajarkan agar menyerukan umat manusia kepada jalan Rabbnya dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan amalan mereka dengan cara yang baik.
Yang juga penting adalah sikap lemah lembut seperti dari Aisyah Ra, Nabi SAW bersabda sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada suatu melainkan ia akan menghiasinya.
“Tidaklah dihilangkan kelembutan itu dari suatu melainkan akan memperjeleknya,” bebernya lagi.
Sementara berdakwah juga harus dilakukan secara bertahap dengan memberikan penjelasan dan dakwah pada suatu masalah bisa saja diakhirkan hingga waktu yang memungkinkan sebagaimana Allah SWT mengakhirkan turunnya ayat dan penjelasan hukum hingga waktu yang memungkinkan saat Rasul bisa menerima dan bisa menjelaskannya.
Selain Nurhayati juga hadir pembicara lainnya yaitu Grace M Moulina, Head of Marcomm Financial Company, Qamarill Haziyah Adani, General Manager PT Givera Odo Teknologi dan Ainun Auliah sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.