Jembrana Bali -Dalam menggunakan internet terutama media sosial, seorang juga mesti mempelajari berbagai fitur yang ada di dalamnya. Bukan cuma itu, setiap orang juga harus memahami konsekuensi dan risiko yang mungkin terjadi di media sosial.
Hal itu yang diungkapkan oleh Nico Oliver, Penggiat Digital dan Content Creator, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Jembrana Bali, Rabu, (17/11/2021).
Nico mengatkaan bahwa saat ini aplikasi percakapan (instant messaging ) dan aplikasi media sosial sudah menjadi bagian keseharian banyak orang. Banyak yang mempergunakannya untuk bersosialisasi, bekerja, sekolah dan berbagai hal lainnya,
“Meskipun kehadiran aplikasi percakapan dan media sosial dapat mempermudah berbagai aspek dalam kehidupan kita, namun tidak dapat dipungkiri ada juga beberapa pihak yang menyalahgunakannya untuk melakukan berbagai tindak kejahatan, seperti penipuan, provokasi dan berbagai hal lainnya,” ujar dia.
Kenyataan lainnya, bahwa ternyata anyak tindakan kejahatan tersebut terjadi dimana pelaku tidak menggunakan akun asli mereka, namun menggunakan akun-akun hasil retasan dari pihak lain.
“Sebagai pemilik akun aplikasi percakapan dan media sosial, maka kita harus dapat menjaga keamanannya, sehingga tidak terjadi tindakan yang melakukan penyalahgunaan terhadap akun kita ataupun akun yang mengaku sebagai kita,” kata dia.
Nico juga mempaparkan ada beberapa risiko kejahatan yang mungkin terjadi dengan media sosial kita. Pertama ialah pencurian data pribadi dan peretasan akun aplikasi percakapan dan sosial media.
“Kemudian juga ada penyalahgunaan akun aplikasi percakapan dan sosial media oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Nico.
Untuk itu, ia mengingatkan untuk lebih bijak dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial agar bisa terhindar dari kejahatan. “Selain adanya risiko masuk dalam lingkaran penyebaran berita hoax, akhirnya kita harus menjadi pengguna yang pintar,” kata dia.
Kemudian, ia menyarankan untuk mengenali dan memahami berbagai fitur keamanan yang tersedia pada masing-masing aplikasi. Selanjutnya, ia menyarankan untuk mengaktifkan fungsi fitur-fitur keamanan yang ada pada aplikasi percakapan dan sosial media, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jadilah pengguna yang pintar dan bijak dalam aplikasi percakapan dan sosial media,” ujar dia.
Dalam webinar tersebut juga hadir pembicara lainnya, yakni Sofia Sari Dewi, Desainer dan Penggiat Social Media, Hasbil Ma’ani, Kepala Pondok Pesantren Nuris, dan Reza Aditya sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …