Lombok Utara -Pandemi mengubah kegiatan kita salah satu di antaranya jadi banyak orang yang menghabiskan waktu untuk menggunakan media sosial. Fisca seorang key opinion leader menjelaskan bahwa media sosial adalah suatu ruang di mana kita bisa bersosialisasi dan berkomunikasi satu sama lain secara online tanpa terbatas ruang dan waktu.
Saat ini media sosial sudah merambah di kehidupan masyarakat tanpa memandang status sosial. Beberapa media sosial yang sedang tren dan banyak digunakan sekarang yaitu Tiktok, Instagram, Youtube, Facebook, atau Twitter.
“Ada banyak dampak positif dari media sosial, yaitu penyebaran informasi terjadi dengan cepat tidak terbatas ruang dan waktu, dan mudah untuk berinteraksi dengan banyak orang. Penyebaran ini memang terjadi sangat cepat, misalnya pada aplikasi Instagram dalam waktu singkat saja postingan kita bisa dilihat oleh ratusan orang,” ujar Fisca dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (16/11/2021).
Lanjutnya, sangat berbahaya bagi kita apabila salah unggah postingan di media sosial. Karena orang lain akan bisa langsung melihat postingan kita. Kemudahan interaksi dengan siapapun juga memungkinkan kita memperluas jaringan pertemanan, tetapi dampak negatifnya ketika kita berinteraksi dengan orang yang salah atau oknum penjahat. Bahaya lainnya, sosialisasi kita di dunia nyata bisa semakin berkurang karena lebih fokus untuk bersosialisasi secara online.
Selama pandemi, trennya orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk berjejaring. Kemudian, muncul racun Tiktok, Shopee, dan sejenisnya yang semakin membuat orang betah untuk scrolling media sosial. Untuk memanfaatkan tren sejenis itu, kita bisa menggunakannya untuk berjualan. Hal ini tentu akan menguntungkan kita sebagai penjual apabila konten berisi racun Tiktok atau Shopee tersebuut banyak dilihat oleh orang.
“Kita harus pintar-pintar melihat peluang yang ada di sosial media dan aplikasi apa saja yang sedang tren. Ini bisa menambah penghasilan kita lewat media sosial,” tuturnya.
Di samping berjualan, kita dapat memanfaatkan tren aplikasi media sosial untuk membuat konten yang bisa mengedukasi orang lain. Selain memberikan manfaat bagi orang lain, edukasi juga dapat meninggalkan jejak digital yang positif bagi media sosial kita di kemudian hari.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lombok Utara, NTB, Selasa (16/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Randy Mandala (Kepala Unit IT RS Anggrek Mas Jakarta), Shella Nadia (CEO Artifashion), dan Abdurrahman (Kader Pembangunan Manusia).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani
Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …