Sudah Promosi Digital Tapi Bisnis UMKM Tetap Mandek? Ini Saran Ahli!


Lombok utara -Promosi digital dapat menjadi salah satu cara memperkenalkan produk dan jasa kepada publik. Untuk itu, pegiat UMKM sangat disarankan terjun ke pasar online untuk menjajakan atau sekadar melakukan promosi digital.
Namun bagaimana jika hal itu telah dilakukan tapi hasil masih saja nihil?
Dikatakan Fendi,Founder Superstar Community Indonesia, jika kita sudah melakukan promosi online dan offline tapi penjualan masih mandek, ada hal lain yang perlu kita lakukan terlebih dahulu.
Hal itu adalah, apakah kita sudah melakukan analisa market?
“Lakukan dulu analisa market dari produk yang dijual, lihat daya beli masyarakat saat ini, pertimbangkan juga pandemi saat ini. Sandang pangan jadi kebutuhan saat ini, jika menjual produk tersebut, kemungkinan besar tetap akan ada pembeli. Paling hanya di perang harga,” katanya.
“Tapi jika menjual barang yang masuk kategori second line, itu tergantung memainkan market. Saya sendiri lebih fokus penting analisis market. UMKM harus tahu dan analisa pengunjung dari media sosial mana yang paling banyak dilihat dan diminati,” tambah Fendi.
Hal lain yang tak kalah penting adalah mencari mentor saat melakukan usaha. Kata Fendi hal itu dilakukan agar pengusaha tidak berdiri sendiri dan bisa mendapat masukan dari banyak pihak.
“Cari mentor jangan berdiri sendiri. Kalau ada masuk komunitas yang bisa saling support. Biasanya akan ada ide baru yang muncul di tengah jalan dan konsep baru,” tambah lelaki yang juga jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol tersebut.
Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (9/11/2021), Fendi mengatakan bagaimana UMKM juga bisa memanfaatkan platform seperti marketplace yang dapat mengakomodasi pihak penjual dan pihak pembeli dalam dunia online.
“Situs marketplace akan menjadi layaknya pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan fitur penjualan serta fasilitas pembayaran yang aman dan cepat,” kata Fendi lagi.
Dalam paparannya, Fendi mengatakan ada tujuh alasan utama mengapa UMKM perlu go digital.
Tujuh alasan tersebut adalah;

  1. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan terjun ke market digital, UMKM dapat menembus pasar moder dan pasar tradisional sekaligus.
  2. Meminimalisir hilangnya target pasar. Kata Fendi, kehilangan pasar adalah kecenderungan yang terjadi jika UMKM terlalu nyaman offline. Jika bisnis tidak menyesuaikan zaman, kita harus bersiap berpotensi kehilangan pasar.
  3. Adanya pertumbuhan pengguna internet yang kian pesat. Penggunaan internet yang signifikan terutama setelah peluncuran satelit Palapa membuat angka pengguna internet di Indonesia bertambah.
  4. UMKM menjadi lebih profesional bukan hanya meraup lebih banyak pelanggan tapi juga masuk babak baru dan menjadi lebih profesional.
  5. Biaya operasional yang lebih rendah dan lebih murah karena bisa menekan biaya sewa kios dan tempat yang biasanya bisa sangat memberatkan dan membutuhkan biaya besar.
  6. Budget iklan bisa diatur berdasarkan kebutuhan. Dengan begitu, pemasaran digital bisa dilakukan dan memang dianggap lebih transparan serta akuntable.
  7. Pertumbuhan lebih cepat. Potensi penjualan bisa lebih cepat besar dan meningkat karena menembus batas ruang, waktu dan wilayah.
    Selain Fendi, Founder Superstar Community Indonesia, hadir pula dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat yaitu Chyntia Andarinie, Founder Mom Influencer Indonesia Vanny Algafari, seorang guru matematika dan Tisa sebagai key opinion leader.
    Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
    Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim

Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …