Inovasi Memudahkan Kita Beradaptasi Perkembangan Teknologi

Buleleng Bali aset – Pembelajaran dari masa ke masa berubah sesuai dengan perkembangan peradaban dan teknologi. Saat ini skema pembelajaran di era milenial juga berbeda jauh dengan peradaban yang terdahulu.
Seperti yang dikatakan oleh Dr. Putu Nanci Riastini, S.Pd, M.Pd Dosen Bidang Pendidikan dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Senin 8 November 2021, bahwa saat ini banyak sekali inovasi baru terkait perkembangan teknologi.
“Saat ini setiap orang bebas berinovasi di segala bidang. Sementara di masa peradaban sebelum inovasi seperti impian pada masa tersebut,” ujar Putu Nanci dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.
Lebih lanjut dikatakannya juga, dalam peradaban dahulu yang dikenal dengan masa dark age dimana titah raja adalah harga mati, taka da inovasi.
“Dulu raja seperti titisan Dewa sehingga apapun yang dikatakan raja atau perintah raja itu adalah harga mati. Jika berani berinovasi maka ‘kepala bisa hilang’,” imbuhnya lagi.
Terkait pembelajaran, saat ini di era revolusi 4.0, proses pembelajaran membutuhkan pembentukan learning skill,s life skills dan skill-skill lainnya. Sehingga pembelajaran seperti seperti student center learning dan independent learning.
Saat ini teknologi itu sudah benar-benar seperti makanan sehari-hari. Apapun itu selalu berkaitan dengan teknologi. Tapi harus diingat bahwa teknologi itu adalah alat bantu atau just a tools tapi manusialah yang masih memegang peran penting.
Contohnya generasi era milenial, Gen Y atau millenial (1980-1994) dengan karakter generasi yang melek teknologi dan saat ini menjadi populasi di usia bekerja dan calon pemimpin. Juga penggunaan teknologi untuk menangkap dan mensistemasikan serta menyatakan perasaan, pendapat dan pengalaman mereka.
Sedangkan Generasi Z yaitu digital native, populasi saat ini umuran para siswa yang nantinya akan menjadi pekerja masa depan, pemimpin masa depan dan konsumen. Generasi ini lebih memilih hubungan face-to-face dibanding interaksi online tetapi mereka akan terkoneksi ke seluruh dunia. Kalau generasi milenial mereka lebih terbuka di sosmed tetapi kalau generasi saat ini sudah sedikit berubah.
“Masa depan generasi Z ini akan menjadi pekerja masa depan sehingga kita memang benar-benar harus mendidik mereka sesuai dengan karakteristik mereka. Jadi mereka juga akan menjadi pemimpin masa depan dan juga konsumen masa depan konsumen saat ini dan masa depan,” katanya.
Selain Putu juga hadir pembicara lainnya yaitu Fajar Sidik, Zinester & Podcaster, Forita Deva Djadi, Pemilik Deva Wedding & Event dan Denny Abal sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dari The Apurva Kempinski Bali ke Paris, Kadek Sumiarta, Chef muda Mewakili Poweful Indonesia di Panggung Internasional.

NUSA DUA – I Kadek Sumiarta, seorang kuliner profesional dari The Apurva Kempinski Bali merupakan …