Antara Kebiasaan Menabung dan Belanja Online

Lanny Jaya Papua -Kebanyakan dari kita semenjak pandemi berkegiatan di rumah, work from home, dan semua serba digital. Karena itu kita jadi lebih sering scrolling handphone terutama untuk melihat barang-barang di marketplace. Ini akan menimbulkan gaya hidup konsumtif. Akan lebih baik jika era digital ini kita mengutamakan menabung dibandingkan belanja online.
Menabung ini berkaitan dengan pengembangan dana baik dilakukan secara konvensional maupun melalui investasi. Menabung memberikan banyak manfaat dan berdampak positif di kehidupan kita. Dengan menabung, secara sadar atau tidak kita dipaksa untuk berkomitmen menyisihkan dana pendapatan kita untuk tidak digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Menabung juga memberikan kita kesempatan agar lebih terampil dalam mengelola keuangan, sekaligus antisipasi masalah finansial di masa mendatang.
“Dengan menabung sendiri kita akan memiliki dana cadangan yang bisa digunakan apabila ada keperluan mendadak yang tidak terduga atau kebutuhan insiden. Menabung menghindarkan dari hutang karena kita tidak perlu meminjam uang di keadaan mendesak,” ucap Wicha Riska sebagai key opinion leadaer dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Kamus (4/11/2021).
Sementara itu, berbelanja online perlahan sudah menjadi gaya hidup semenjak pandemi berlangsung. Belanja online memberikan keuntungan salah satunya rasa nyaman karena hanya perlu duduk di rumah dan menunggu barang datang, serta minim terjadinya kontak fisik. Selain itu, belanja online menawarkan banyak promosi seperti diskon, cashback, dan gratis ongkos kirim.
Banyak dari kita juga yang berkeinginan untuk menabung dibandingkan menghabiskan uang ketika belanja online. Ia menuturkan bahwa bisa jadi kita ada kesalahan pola pikir. Pertama, terlalu melibatkan perasaan. Dalam penjelasan Wicha, ketika uang kita sedang banyak, seringkali keliru dalam mengambil keputusan mengenai barang-barang yang dibeli.
Kedua, gagal merencanakan uang secara matang dan berakhir hilang tidak tahu kemana. Kita harus memisahkan mana kewajiban yang harus dibayar dan keinginan. Ketiga, sisihkan tabungan di awal, bukan menggunakan sisa uang bulanan. Keempat, mencatat setiap pengeluaran. Kelima, tidak melakukan evaluasi keuangan.
“Kalau kita memilih belanja online, jangan sampai kalap dan tetap menabung. Sebelum belanja online harus direncanakan sebelum mengeluarkan uang,” imbaunya.
Wicha mengatakan, kita bisa membentuk pola pikir agar tidak konsumtif. Jangan belanja untuk menghilangkan stress, berbelanjalah untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Kamis (4/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Fendi (Founder Superstar Community Indonesia), Shella Nadia (Entrepreneur), dan Natan Naftali Tebai (Koor. Wilayah Papua).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dari The Apurva Kempinski Bali ke Paris, Kadek Sumiarta, Chef muda Mewakili Poweful Indonesia di Panggung Internasional.

NUSA DUA – I Kadek Sumiarta, seorang kuliner profesional dari The Apurva Kempinski Bali merupakan …