Sumba Timur -Face recognition adalah salah satu teknik biometri yang sedang trend dan memungkinkan komputer atau mesin untuk mengenali wajah manusia. Sistem ini mengidentifikasi seseorang dengan fitur-fitur khusus pada tubuh.
Dijelaskan oleh M.Randy Mandala Putra, Kepala Unit IT RS Anggrek Mas Jakarta dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa 2 November 2021, sebenarnya dalam sejarahnya face recognition bukan teknologi yang baru.
“Walaupun sekarang ini teknologi face recognition itu seperti teknologi dari masa depan, padahal teknologi ini sudah muncul pada 1960 oleh woodrow Wilson bBedsoe seorang matematikawan dan ahli komputer dari Amerika, ujar Randy dalam webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani ini.
Lebih lanjut dikatakan oleh Randy bahwa ada sejumlah metode untuk face recognition yaitu Classical, artificial neural Network, global wavlets, face descriptor dan 3D face.
Sementara itu juga ada jumlah sistem proses dasar face recognition system yaitu Detectives in image atau video dengan gambar yang diambil adalah wajah atau video. Juga penyelarasan posisi kepala ukuran dan bentuk dan normalization yaitu penempatan ukuran dan tempat yang sesuai misalnya di akun go-jek disuruh geleng-geleng kepalanya.
Selain itu ada Representation yang menerjemahkan ke dalam kode atau matriks yang unik. Dan selanjutnya ada matching (verifikasi data). Ketika datanya sudah benar semuanya termasuk fotonya sudah diambil semua maka barulah data kita itu disimpan di database.
Sedangkan fungsi dan manfaat face recognition diantaranya untuk keamanan. Dan beberapa aplikasi menggunakan face recognition termasuk perbankan, misalnya Bank mandiri sudah menggunakan face recognition.
Manfaat lain adalah untuk survei contohnya misalnya ada orang hilang dan jika kita punya fotonya kita punya file digital nya kita serahkan ke pihak yang berwajib untuk mencari. Lalu menggunakan face recognition lalu akan ketahuan face recognition. Selain pencarian orang hilang juga bisa untuk mendetect pelaku tindakan kriminal.
Ada juga manfaat Attendance, misalnya untuk absen di sekolah menggantikan absen manual serta untuk membuka handphone pada lockscreen. Sebelumnya autentikasinya memakai pin atau bahasa Indonesia.
Selain Randy Mandala juga hadir pembicara lainnya yaitu Firat Meiyasa, Wakil Dekan Fakultas SAins dan Teknologi Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, Tiara Maharani, Penulis dan Jurnalis dan Masra Suyuti sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …