Media Sosial Bisa untuk Stalking Kompetitor

Gianyar -Media sosial (medsos) saat tak hanya menjadi sarana hiburan saja tetapi banyak dipergunakan untuk urusan lainnya semisal marketing dan promosi usaha atau dengan kata lain untuk mengkomunikasikan keinginan manusia.
Seperti yang dikatakan oleh Putu Supartini, S.Pd, Guru SMP Negeri 1 Denpasar Bali dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa 2 November 2021 bahwa banyak keuntungan yang didapat dengan bermedsos.
“Selain sebagai alat untuk menyampaikan pesan cepat, medsos juga dipakai sebagai saran menjadi terkenal. Sekarang banyak generasi milenial ini menggunakan media sosial agar dirinya terkenal,” ujar Putu dalam webinar yang dipandu oleh tony Thamrin ini.
Lebih lanjut kata Putu, medsos juga dipakai untuk belajar online, salah satunya yang digunakan oleh para guru adalah WhatsApp ataupun telegram.
“Jadi dengan adanya media sosial tersebut memudahkan Kami para guru dan siswa untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Sehingga pembelajaran yang tadinya tatap muka kemudian dibatasi dunia pendidikan solusinya adalah dengan menggunakan media sosial untuk berkomunikasi. Sehingga kendala tidak bisa bertatap muka secara langsung bisa dijembatani dengan pertemuan daring atau online,” imbuhnya.
Yang tak kalah ramainya adalah penggunaan media sosial untuk mencari cuan atau penghasilan, sebagai sarana promosi dan untuk stalking kompetitor yang artinya mengintip keunggulan kompetitor usaha kita agar kita tidak ketinggalan trik jitu menggaet konsumen atau mengadaptasi hal-hal positif yang telah dicapai kompetitor untuk menambah keunggulan bisnis kita.
Setelah mengetahui keunggulan positif bermedia sosial, tak ada salahnya kita balik ke belakang untuk mengetahui pemahaman tentang dunia berinteraksi di medsos. Interaksi atau komunikasi itu sendiri adalah hubungan antara orang atau yang satu dengan lain menggunakan bahasa .
Jadi hal ini bisa diartikan interaksi adalah suatu komunikasi menggunakan bahasa komunikasi langsung yang berarti antar individu maupun kelompok secara langsung menggunakan bahasa. Sementarakomunikasi tidak langsung adalah dengan menggunakan perangkat atau sarana.
Sedangkan Medsos adalah alat atau sarana komunikasi jarak jauh untuk mempercepat informasi yang diperoleh antar individu maupun antarkelompok.
Meski banyak sisi positif, medsos juga ada sisi negatifnya. Di antaranya adalah banyak sekali paparan konten negatif di dalamnya jika kita tidak bijak memilah mana yang baik dan mana yang tidak untuk kita.
Ini berhubungan juga dengan penyebaran hoax yang sangat massif dilakukan lewat medsos. Medsos merupakan saran paling besar yang menjadi wadah sejumlah hoax yang bisa merusak tatanan kehidupan bangsa.
Selain Putu, pembicara lainnya adalah Alaika Abdullah Virtual Assistant & Digital Content Creator, Nur Rahma Yenita, Ketua Program Studi Teknik Elektro STTI dan Asesor Kompetensi Multimedia BNSP dan Marizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani

Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …