Paniai Papua -Kemajuan teknologi digital, menghadirkan berbagai pilihan pembayaran. Terbaru, kini banyak platform yang menawarkan fitur pa later.
Dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Paniai, Papua, CX Manager Ika Febriana mengatakan bahwa pay later sederhananya ialah fitur pembayaran digital yang umumnya disediakan oleh dompet digital atau platform jual beli.
“Biasanya bekerjasama dengan pihak ketiga atau difasilitasi bank, lembaga pembiayaan atau fintech peer-to-peer lending,” ujar Ika dalam webinar tersebut.
Ia mengatakan, bahwa dalam layanan pay later, limit disesuaikan dengan frekuensi transaksi. Salah satu cirikhasnya ialah tidak memiliki fisik kartu.
“Keuntungannya pakai pay later itu karena prosesnya cepat dan praktis, tenor bervariasi, dan banyak promo menarik,” ujar Ika Febriana.
Namun, ia mengingatkan bahwa juga ada risiko dari menggunakan paylater, pertama ialah potensi konsumtif atau membeli barang yang tidak dibutuhkan.
“Kemudian, biaya layanan yang lebih tinggi, dan ada potensi penurunan nilai kredit, serta ancaman peretasan identitas dan penipuan siber,” kata dia.
Ika juga mengatakan bahwa ada sejumlah modus penipuan pay later yang wajib diwaspadai. Pertama ialah ketika ada seseorang menelpon dan menanyakan data pribadi kamu. Selain itu ia juga meminta untuk wasapada ketika ada seseorang menelpon dan menawarkan registrasi pay later dari telepon atau WhatsApp
“Kalau ada menerima email/SMS atas upaya penggantian password atau masuk ke akun dompet digital dari lokasi/perangkat yang tidak dikenal itu juga harus diwaspadai,” ujar dia.
Lebih lanjut, agar lebih aman saat tengah bertransaksi dengan Pay Later pastikan transaksi dilakukan dari penyedia layanan yang legal. Kemudian, hati-hati dengan tautan phising.
“Kemudian, hindari penggunaan wifi publik saat melakukan transaksi, dan aktifkan autentikasi ganda,” ujar dia.
Selanjutnya, ia juga mengingatkan untuk tidak tidak memberikan informasi login, PIN, dan OTP kepada siapapun. Serta menggunakan kombinasi password dan PIN yang kompleks dan ganti secara berkala.
“Lalu aktifkan notifikasi dari platform belanja online dan dompet digital, dan jangan lakukan pembayaran tagihan pay later ke nomor rekening pribadi,” kata dia.
Dalam webinar tersebut juga hadir Cenuk Sayekti, peneliti dan Dosen, Obaja Gobai, Kepala Koordinator Kerohanian, Putri Masyita sebagai Key Opinion Leader .
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani
Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …