Gunakan Teknologi untuk Tingkatkan Wawasan Kebangsaan, Ini Saran dari Pakar

Manokwari Papua -Penggunaan teknologi kian masif dalam kehidupan sehari-hari. Hati-hati, jika tidak dimanfaatkan dengan benar, teknologi justru bisa merusak diri sendiri.
Sofia Sari Dewi, seorang fashion designer, content creator, Clozette ID ambassador, mengatakan sejumlah dampak negatif penggunaan teknologi seperti kecanduan internet, pencurian data, hingga penipuan online adalah akibat dari kurangnya wawasan kebangsaan saat menggunakan teknologi.
“Main game harus bayar sampai uang habis atau berhutang, ini kan salah ya. Teknologi itu alat yang kita manfaatkan, bukan malah kita yang diperalat atau diperbudak oleh teknologi,” tutur Sofia Sari Dewi, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Manokwari, Papua Barat, Selasa 2 November 2021.
Sofia mengatakan perlu wawasan kebangsaan untuk bisa menggunakan teknologi secara tepat dan benar, sehingga bisa merasakan manfaatnya. Wawasan kebangsaan yang dimaksud Sofia adalah kemampuan dan kemauan menggunakan teknologi, untuk memajukan Indonesia. Apa maksudnya?
“Misalnya, penggunaan media sosial untuk mempromosikan keindahan Indonesia. Sekarang kalau kita jalan-jalan jangan cuma selfie aja ya. Foto juga tuh, keindahan alam Indonesia, lalu kita unggah di medsos dengan pujian. Sehingga, makin banyak orang yang tahu, dan akhirnya keindahan alam Indonesia terekspos ke dunia luar,” papar Sofia.
Wawasan kebangsaan dalam berteknologi juga penting digunakan dalam penyaringan informasi. Ia mengatakan perkembangan teknologi membuat arus informasi semakin cepat.
Sehingga, ada kalanya informasi yang didapat bukanlah informasi benar, alias merupakan kabar bohong dan hoax. Di sini, masyarakat harus bisa menghentikan informasi yang bertujuan buruk dan memecah Indonesia.
“Jangan percaya hoax yang memecah belah bangsa. Kita ingat pengalaman Pilpres terakhir ya, pada berantem di medsos karena hoax. Sekarang sudah 2021, kemampuan literasi digital kita sudah cakap, jangan sampai lagi kita terjebak hoax,” terangnya.
Untuk itu, Sofia mengajak seluruh masyarakat untuk bisa menjadi pengguna internet yang bijak. Hindari meninggalkan komentar negatif atau bullying dan gunakan etika yang baik ketika berinteraksi dengan orang lain di dunia maya.
“Indonesia sempat dinobatkan sebagai negara dengan pengguna internet paling tidak sopan. Yuk sekarang kita ubah, agar Indonesia bisa menjadi negara dengan pengguna internet paling sopan di dunia,” tuturnya.
Selain Sofia, ada juga Descha Muchtar (Founder Indopinups dan CSE educator), Ruswan Haikal (Ex Chief Marcomm Manokwari City Mall), dan Bayu Eka Sari (key opinion leader).
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani

Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …