Cyberbullying Banyak Berawal dari Bercanda

Denpasar Bali -Kasus cyber bullying di media sosial menjadi perhatian serius banyak pihak sebab kerap kali bahaya yang dialami oleh korbannya lebih besar dan lebih bahaya dari yang bisa kita duga.
Menurut Ni Putu Nitra Priyathini, M.Pd, Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Denpasar Bali dalam Webinar wilayah Kota Denpasar, Bali, Senin 1 November 2021, upaya pencegahan terjadinya cyberbulling harus dilakuka semua pihak.
“Setiap orag harus membantu upaya pemcegahan cyber bullying, menyikapi dan mendeteksinya,” ujar Puti Nitra dalam Webinar yang dipandu oleh Claudia Lengkey ini.
Lebih lanjut, kata Nitra, kerap kali pelaku cyber bullying tak merasa telah melakukan hal salah dengan alasan untuk becanda. “Padahal harus dibedakan antara tertawa bersamamu atau menertawakanmu?
Dulu, lanjutnya memang sudah ada internet tapi tidak masif seperti sekarang. Jika dulu ada istilah mulutmu harimaumu sekarang berubah menjadi jarimu harimaumu. Jari-jari mungil ini akan mengarah ke masa depanmu.
Sebelum lebih jauh kita perlu mengenali apa itu cyberbullying. Aktivitas di internet ini merupakan perundungan melalui teknologi digital yang dilakukan secara agresif oleh individu maupun kelompok dan dilakukan secara berulang dari waktu ke waktu terhadap seseorang.
Ketika kita bermain atau bercanda baik di dunia nyata atau dunia maya, yang namanya bermain bercanda tertawa bersama perlu dipahami tertawaan ini membuat kalian nyaman atau tidak. Kalian merasa tersakiti atau tidak dengan ketawaan tersebut
“Jika kalian merasa tersakiti tidak nyaman dengan tertawaan teman sebagai bahan bercandaan teman, kalian bisa sampaikan bahwa kalian tidak nyaman dan tidak suka dijadikan bahan tertawaan dan saya tidak suka perasaan kalian sakit ditertawakan seperti itu,” bebernya.
Kalau itu berhenti di sana, oke berarti belum masuk pada kasus yang serius. Dan jika mereka minta maaf yang tulus akan nyaman didengar. Tapi bagaimana seandainya kamu sudah bilang tidak suka dan minta distop tapi teman kalin masih terus saja melakukannya.
Bahkan makin tidak berhenti-berhenti, Nah disinilah kalian sudah termasuk korban bullying. Karena semua orang wajib dihormati tidak memandang jenis kelamin, usia, suku, agama, ekonomi atau tingkatan kelas.
Kalau dulu, ada ungkapan mulutmu harimaumu dan hal itu bullyingnya terjadi di dunia nyata tapi kalau sekarang jarimu harimaumu yaitu lewat teknologi digital. Cyber bullying bisa di terjadi dimanapun di media sosial. Bahkan di game online pun ada kolom chat dan bisa dengan pengiriman suara pengiriman suara yang kadang-kadang kalau lagi main seru-serunya bisa lepas kontrol melontarkan kata-kata yang menyakitkan.
Selain Putu Nitra, juga hadir pembicara lain yaitu Ika Febriana Habiba, CK Manager, M.Dedi Gunawan, Ketua Bidang Koperasi dan UMKM HAPI dan Fisca sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dari The Apurva Kempinski Bali ke Paris, Kadek Sumiarta, Chef muda Mewakili Poweful Indonesia di Panggung Internasional.

NUSA DUA – I Kadek Sumiarta, seorang kuliner profesional dari The Apurva Kempinski Bali merupakan …