Lombok Barat -Menjadi guru atau menjadi orang tua yang memiliki anak di era digital yang begitu pesat perkembangannya seperti sekarang ini dibutuhkan kemampuan beradaptasi dengan teknologi.
Menurut Nico Oliver seorang penggiat digital dan Content Creator dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa 26 Oktober 2021, ada tantangan tersendiri menjadi guru dan orang tua di era ini.
“Terlebih lagi menghadapi generasi Alfa yang memiliki karakter tersendiri yang amat terkait dengan teknologi digital,” ujar Nico dalam webinar yang dipandu oleh Tony Thamrin ini.
Lebih lanjut, kata Nico, dibutuhkan orang tua dan guru yang bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini serta memahami apa yang dibutuhkan anak-anak terutama generasi Alfa.
Di antara karakter dan kemampuan yang dibutuhkan sebagai guru dan orang tua generasi Alfa adalah bisa beradaptasi dengan kondisi termasuk mekanisme pengajaran dan berpikiran terbuka. “Selain itu juga dibutuhkan guru yang bisa membuat konten pengajaran yang up to date yang berkolaborasi dengan teknologi, visioner dan menguasai literasi digital.
Hal sama juga dikatakan oleh Gabrilianty Nastiti, SPV Accounting Analyst, yang membahas tentang kemampuan literasi digital yang wajib dimiliki oleh orang tua di era digital. Yaitu kemampuan dasar, kemampuan komunikasi, kreativitas dan long live learning.
Kemampuan dasar itu mencakup kemampuan untuk mengatur privasi, mengatur konten dan mengatur penggunaan teknologi. “Banyak sekarang anak yang sudah kecanduan gadget, jadi kita harus mengatur penggunaan gadget yang mereka,” ujar Nastiti.
Sementara itu kemampuan komunikasi juga dibutuhkan untuk menjadi teladan dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Serta kemampuan komunikasi dibutuhkan untuk menjadi pengawas dalam kehidupan sosial dan emosi anak agar dapat membantu mereka untuk mengetahui bagaimana seharusnya bereaksi.
Selain itu yang juga penting adalah kemampuan untuk berkreasi semisal bermain musik, puzzle. Orang tua seharusnya mampu untuk mendorong anak untuk menggunakan internet secara baik, serta kreatif ini juga dibutuhkan untuk melakukan pemecahan masalah, pengendalian diri dan fokus.
Sedangkan long life learning adalah menciptakan dan memelihara semangat belajar yang harus dilakukan dengan sadar untuk menikmati setiap proses belajarnya agar termotivasi. “Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita. Orang-orang yang mau terus belajar dan terus berkembang ialah yang bisa memahami arus teknologi saat ini,” tandasnya.
Selain Nico dan Nastiti juga hadir pembicara lain yaitu Miftahul Jannah, M.Pd dan Putri Langi sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …