Ambon Maluku -Pandemi Covid-19 telah menjadi momentum pemanfaatan media digital salah satunya sebagai sumber mencari penghasilan hingga memunculkan ide-ide bisnis baru.
Dikatakan oleh Ody Waji, CEO Waji Travest, dropshipper merupakan jenis penjualan yang hanya memasarkan barang tanpa memiliki barang yang dijual atau menyetok barang.
“Jenis usaha ini bisa dimulai dengan biaya sangat minim, tanpa perlu memiliki barangnya apalagi gudang,” kata Ody Waji saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Ambon, Maluku, Jumat (22/10/2021) lalu.
Ia melanjutkan, hal yang diperlukan untuk menjadi seorang dropshipper adalah memahami kebutuhan pasar, memiliki supplier berkualitas, memodifikasi foto produk, mempromosikan produk dan meningkatkan pelayanan.
“Kita harus memodifikasi foto produk karena kalau pakai dari supplier, akan banyak sekali foto yang sama di pencarian e-commerce. Tujuannya agar produk terlihat berbeda. Ini penting agar barang kita menjadi poin menarik dalam bahasa simpel, barang kita mencolok dan dilirik,” lanjutnya.
Selain foto yang berbeda, seorang dropshipper juga mesti pandai-pandai memanfaatkan teknologi digital lain dengan cara beriklan di media sosial misalnya Instagram Ads, Google Ads dan Facebook Ads. Tak kalah penting, peningkatan pelayanan juga menjadi fokus khusus dalam berjualan di dunia digital.
“Dalam peningkatan pelayanan, saat menerima komplain, ingat bahwa costumer adalah raja. Sangat penting menghindari keribuatan karena itu akan menjadi isu di luar sana,” katanya.
Kita harus mendapat costumer layalty karema mereka ini yang akan mengurangi cost iklan karena mereka akan dengan sukarela mempromosikan produk kita,” tambahnya lagi.
Selain menjadi Dropshipper, usaha lain yang serupa namun tak sama dan mengandalkan teknologi digital adalah Thrifting Shop. Kata Ody Waji, Thrifting Shop merupakan kegiatan membeli barang bekas atau second dari barang-barang berkualitas impor dengan kondisi yang sebentar sudah tidak 100 persen baik.
Ada juga pekerjaan sebagai reseller HYPEBEAST. Hampir sama seperti dropshipper, namun Ody mengatakan menjadi reseller secara umum dan menjadi reseller produk HYPEBEAST secara khusus, dapat memberikan keuntungan berkali lipat akibat barang yang dibuat terbatas dan komunitas pencinta yang sangat loyal.
Ada juga Jasa Titip atau jastip, usaha di mana seseorang yang tengah berada di suatu tempat, menawarkan jasa titipan buah tangan saat akan kembali ke wilayah asal. Misal, saat seseorang dari Jakarta berada di Bali, ia akan kembali ke Jakarta sembari membuka layanan jasa titip oleh-oleh dari Bali. Kata Ody, keuntungan per barang yang bisa didapatkan mulai dari 15 sampai 20 persen dari harga awal.
Salain Ody Waji, hadir pula dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Ambon, Maluku, Jumat (22/10/2021) yaitu Indra Wahyudi, Dosen Universitas Darussalam Ambon, dan Randy Mandala Putra, IT RS Anggrek serta Denny Abal sebagai key opinion leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …