Badung -Untuk masyarakat awam pengguna internet, Hacker adalah satu kata yang ‘sangat menyeramkan’. Karena jika perangkat kita HP atau Laptop sudah terkena hacker maka data-data kita bisa bobol hilang atau bahkan disalahgunakan untuk kejahatan.
Tapi sebenarnya kejahatan internet itu bukan dilakukan oleh hacker tetapi oleh cracker. Menurut Adji Srihandoyo Business Development Director, Koperasi Jasa Tri Capital Investama (TC Invest) dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Badung, Bali, Kamis 21 Oktober 2021, kita harus memahami sifat hacker terlebih dahulu untuk menilai apakah hacker pekerjaan yang berhubungan dengan kejahatan atau tidak.
“Kenali sifat hacker yaitu mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Hacker jugalah yang merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja,” ujar Adji dalam webinar yang dipandu oleh Jhoni Chandra ini.
Selain itu hacker juga selalu memperdalam ilmunya dan memperbanyak pemahaman tentang sistem operasi. Berbeda dengan hacker, cracker memiliki sifat mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif atau merusak. Atau mungkin cracker ini dibayar untuk melakukan sesuatu dan ia bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak. Serta biasanya seorang cracker mempunyai IP address yang tidak bisa dilacak.
“Cracker adalah mereka yang masuk ke sistem orang lain dan cracker lebih bersifat destruktif biasanya di jaringan komputer mem-bypass password atau lisensi program komputer,” imbuhnya lagi.
Cracker secara sengaja melawan keamanan komputer, mendevice, merubah halaman muka web milik orang lain. Bahkan hingga mendelete data orang lain dan mencuri data yang tujuannya mengambil beberapa data dan tidak mengembalikan tetapi mereka biarkan saja.
Ada beberapa jenis hacker berdasarkan tujuannya yaitu black hat, grey hat dan white hat. Black Hat adalah hacker yang melakukan aktivitas illegal. Grey Hat melakukan aktivitas tidak etis dan mendapatkan apa yang diinginkan, Sementara White Hat menggunakan keahlian menetasnya untuk mengevaluasi kelemahan suatu sistem.
Nah setelah tahu sifat keduanya, bisa disimpulkan bahwa ada memang persamaan hacker dan cracker. Yaitu sama-sama melakukan aktivitas penyusupan terhadap jaringan. Keduanya berusaha untuk mendapatkan akses terhadap semua user dalam jaringan komputer.
“Kalau kira-kira kita lihat tadi kalau saya berbicara cracker sebagai destruktif apakah hacker lebih konsumtif ini bapak Ibu harus lihat dalam sisi mana mereka sama dalam konteks melakukan menyusup mereka tidak tanggung-tanggung apa yang dilakukan dua-duanya mendapatkan masukan tentang apa yang terjadi tetapi kalau hacker tidak selamanya juga konsumtif karena ada yang hacker yang dia lebih terbuka komunitasnya dia bisa melakukan aktivitas secara komersial.”
Selain Adji juga hadir pembicara lainnya yaitu M Dedi Gunawan, Ketua Bidang Koperasi dan UMKM HAPI, Widyadi Setiawan, ST, MT, Dosen Universitas Udayana dan Putri Masyita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
ICBC Indonesia merelokasi cabang di Area Pantai Indah Kapuk
JAKARTA – Bank ICBC Indonesia sebagai anak perusahaan dari ICBC Limited yang merupakan salah satu …