Belu NTT -Kebebasan di ruang digital terutama medsos membuat banyaknya konten-konten atau unggahan yang beragam. Keragaman ini membuat orang harus pintar memilih mana konten yang bisa dijadikan panutan atau sekedar hiburan saja atau bisa jadi harus kita remove atau skip karena berisi konten negatif yang jika keterusan kita konsumsi akan berdampak negatif buat diri kita.
Hal itu dikatakan oleh Sri Rahma Dani saat menjadi Key Opinion Leader dalam Webinar Literasi Digital Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis 21 Oktober 2021. Menurut Sri Rahma, ada sejumlah hal yang bisa dikategorikan layak atau tidak layak diunggah di medsos.
“Yang layak diunggah di media sosial adalah konten yang memberikan energi positif untuk follower. Seperti sharing fashion dan beauty, ulasan kuliner, sharing cara mengatur keuangan rumah tangga. Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai keahlian di bidang ekonomi,” ujar Sri Rahma dalam webinar yang dipandu oleh Patria Prathama ini.
Lebih lanjut kata Sri, kita juga boleh membahas sesuatu masalah yang tengah viral di Indonesia atau dunia misalnya, ataupun di jagad hiburan. Tapi harus diingat membahas sesuatu yang sedang viral dengan perspektif pribadi harus dilakukan secara positif dan tidak memihak pada salah satu dari kedua belah pihak yang berseteru misalnya.
Selain itu konten-konten aksi kemanusiaan juga sangat layak untuk diunggah untuk menggugah rasa kepedulian kepada sesama agar semua orang mempunyai niatan untuk membantu orang lain jika diberikan kelapangan harta atau apapun yang kita miliki. “Contohnya di suatu kota bencana atau ada yang membutuhkan golongan darah, kita bisa informasikan apa yang dibutuhkan dan kemana harus membantu,” jelasnya lagi.
Selain itu konten tentang review buku, review film atau produk sangat bermanfaat untuk semua audience yang emmang tertarik di bidang hal-hal yang kita review. “Kalau kita buat hal positif media sosial itu akan mendapatkan manfaat yang banyak bagi kita atau bahkan bisa dapat cuan dari sosmed,” bebernya.
Nah untuk membuat konten konten yang positif yang layak untuk dilihat sesame pengguna media sosial, kita awali dengan menciptakan hubungan positif di medsos. Hal ini bisa dicapai dengan menanamkan sikap saling menghargai. Sebab kalau kita ingin dihargai maka hargai dulu orang tersebut.
Selain itu kita juga harus mengetahui bahwa segala tindakan di medsos selalu terekam dan selalu ada jejak digital. Selain itu hubungan positif ini bisa kita raih dengan juga selalu berpikir positif dan memberikan penghargaan kepada penyedia konten positif.
SElain Sri Rahma Dani juga hadir pembicara lain yaitu Ilham Faris, Digital Strategist, Ferdinandus Eduardus Tahu Maktaen, SH, Pengacara dan Alaika Abdullah, Virtual Assistant & Digital Content Creator.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dukung Pertanian Rumput Laut—BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani
Denpasar – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian khususnya pertanian rumput laut di Nusa …