Buleleng Bali -Penerapan etika di media sosial (medsos) tak hanya dilakukan saat kita mengunggah konten saja tetapi juga pada setiap bagiannya termasuk pada kolom komentar. Termasuk di dalamnya adalah penerapan toleransi terhadap pengguna lainnya.
Menurut Made Padmarani Sudewiputri, S.Pd, M.Pd Kaprodi PGSD Universitas Triatma Mulya dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa 19 Oktober 2021, sikap bertoleransi terhadap pengguna lain sangat penting dalam interaksi di ruang digital.
“Sikap toleransi merupakan sikap saling menghormati satu sama lain terutama dalam menyikapi perbedaan. Misalnya banyak mulai dari suku budaya agama dan lain sebagainya. toleransi yang harus kita terapkan pada diri kita sendiri baru orang lain,” ujar Padma dalam webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani ini.
Ditambahkan juga oleh Padma bahwa ada banyak alasan kenapa kita perlu bertoleransi di ruang digital khususnya dalam berinteraksi di media sosial. Yang pertama adalah adanya perbedaan latar belakang membuat kita perlu menyadari bahwa tidak semua orang sama. Perbedaan ini tidak boleh menjadi alat untuk memecah belah tapi harus diyakini perbedaan itu malah memperkaya kita sebagai bangsa.
Yang kedua adalah perbedaan batas produksi, setiap orang memiliki batasan privasi masing-masing. Ada yang hampir sama dan banyak juga yang sangat berbeda. Selanjutnya adanya perbedaan kebutuhan orang-orang di Internet itu beda-beda dan tidak sama saat mencari informasi internet. Juga adanya perbedaan kemampuan.
“Setiap orang memiliki kelebihan di internet dan kemampuan digital yang berbeda. Jadi tidak semua orang memiliki kemampuan sama, ada orang bisa internet secukupnya saja, tapi juga ada yang mungkin keterbatasan ketika menggunakan internet. Sehingga toleransi akan meningkatkan kesadaran pada penggunaan digital dengan lebih bijaksana,” tuturnya lagi.
Selanjutnya jika kita tidak memiliki sikap toleransi ini di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan media sosial maka akan memicu masalah dari yang kecil hingga masalah besar bahkan bisa berujung kasus hukum.
Sebab tanpa toleransi ini maka akan berisiko terjadinya konflik, dapat mengakibatkan masalah maupun gangguan psikologi dan dapat mengakibatkan kerugian. Misalnya kita mempunyai bisnis atau profesi jika kalian menggunakan kolom komentar tidak bijak maka akan mengganggu pekerjaan kita.
“Mari bijak di kolom komentar dengan pahami cari data atau bukti hindari dan bijak berkomentar. Jika hal tersebut positif dan mendatangkan manfaat maka bijaklah berkorban untuk berkomentar,” sarannya lagi.
Selain itu yang juga sangat penting dilakukan sesekali adalah dengan digital detox yaitu suatu periode waktu tertentu tanpa internet dengan mencari aktivitas baru. Aktivitas perilaku baru yaitu carilah aktivitas yang menyenangkan bermanfaat dan bernilai dalam kehidupan Anda seperti melakukan hobi lainnya agar tak terlalu fokus dengan dunia digital. Ini perlu dilakukan setidaknya untuk sekedar refreshing.
Selain Padma juga hadir pembicara lainnya yaitu Fendi Founder Superstar Community Indonesia, Made Padmarani Sudewiputri, S.Pd, M.Pd Kaprodi PGSD Universitas Triatma Mulya, Ilham Faris Digital Strategist Marizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dua Paslon Gubernur Hadiri Acara Hearing Bersama Stakeholder Pariwisata Bali
Kabardenpasartv – Bali Tourism Board (BTB) / GIPI Bali menggelar pertemuan penting pada 25 Oktober …