Lombok Timur -merupakan gambaran keadaan masyarakat dimana pola interaksinya sangat dipengaruhi oleh keberadaan jaringan teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Karomi , S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Gunung RInjani Lombok Timur dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa 19 Oktober 2021, masyarakat digital juga bisa diartikan sebagai hubungan antar manusia yang terjadi melalui teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet dan media atau platform tertentu.
“Secara konseptual masyarakat digital sangat terkait dengan masyarakat di jaringan atau network society dan masyarakat di jejaring yang memiliki struktur,” ujar Karomi dalam webinar yang dipandu oleh Tony Thamrin ini.
Lebih lanjut kata Karomi, saat ini masyarakat Indonesia berada pada era digital. Hal ini dapat kita lihat dari perubahan segala aspek kehidupan dimana masyarakat secara umum tidak bisa terlepas dari informasi komunikasi
“Yang kedua adalah terjadi pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusikan informasi. Masyarakat Indonesia akan semakin mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari medium komunikasi yang kian interaktif,” imbuhnya lagi.
Seperti contoh transformasi di era digital yang pertama ada belajar. Dulu kita bersekolah secara langsung tatap muka tetapi sekarang kita bisa melalui komputer melalui online lalu. Yang kedua adalah sosial yaitu kalau misal kita ingin bertemu teman lagi ingin berbicara kepada teman kita bertemu langsung tetapi sekarang itu bisa melalui aplikasi aplikasi seperti Wa, Line dan lain sebagainya.
Yang ketiga adalah pergeseran budaya, misalnya kita mau ke pasar itu kita tatap muka langsung tetapi sekarang kita bisa belanja online tanpa tatap muka.
Karomi juga mengulas tentang 3 pilar utama masyarakat digital yaitu citizenship yaitu penggunaan perangkat digital dalam pelayanan publik dan pemerintahan. Kedua adalah digital lifestyle yaitu penggunaan teknologi digital dalam aktivitas sehari-hari. Terakhir, digital commerce yaitu penggunaan teknologi digital dalam aktivitas ekonomi.
Adapun ciri generasi digital menyakut Identitas, contohnya ramai-ramai membuat akun di Facebook Twitter Instagram YouTube dan lain-lain untuk membuktikan kepada dunia mereka eksis. Selain itu generasi digital memiliki proses belajar yang selalu mengakses dengan Google Yahoo atau mesin pencarian lainnya dan kemampuan belajar jauh lebih cepat karena segala informasi ada di ujung jari mereka.
“Generasi digital cenderung ingin memperoleh kebebasan karena mereka tidak suka diatur dan dikekang. Mereka ingin memegang kontrol dan internet menawarkan kebebasan berekspresi. Hal lainnya, generasi ini cenderung lebih terbuka blak-blakan dan berpikir agresif,” katanya.
Selain Karomi juga hadir pembicara lain yaitu Anggie Ariningsih, CEO Tech Company, Ody Waji CEO Waji Travest dan Denny Abal sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
ICBC Indonesia merelokasi cabang di Area Pantai Indah Kapuk
JAKARTA – Bank ICBC Indonesia sebagai anak perusahaan dari ICBC Limited yang merupakan salah satu …