Timor tengah utara -sosial membuka banyak peluang dan kesempatan bagi seluruh penggunanya untuk berkarya. Ribuan bahkan jutaan konten setiap harinya diunggah di media sosial. Konten-konten tersebut bisa mendapatkan respon berupa like, komentar, hingga dibagikan kembali oleh pengguna lain.
Ketika kita memiliki akun media sosial, selain sebagai pengguna kita juga bisa dikatakan sebagai kreator. Hal ini karena kita ikut mempergunakan dan berinteraksi di dalamnya.
“Kita menggunakan media sosial, bertemu dengan banyak orang di dunia online sama etika dan budi pekertinya seperti saat bertemu langsung,” ujar Chika Mailoa sebagai key opinion leader dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Senin (18/10/2021).
Chika menyayangkan, banyak orang yang bersikap tanpa etika saat berinteraksi di ruang digital ini. Setiap orang sepatutnya memiliki empati di dunia digital karena pengguna di media sosial memiliki memiliki latar belakang berbeda.
Etika dan sopan santun tersebut juga berlaku saat kita menikmati karya atau konten orang lain di media sosial. Misalnya, ketika kita melihat konten dan ingin memakai atau membagikannya, kita perlu meminta izin dari kreator tersebut.
“Kalau kita tidak meminta izin dulu dan kreator punya copyright, itu bisa masuk ke dalam undang-undang ITE dalam hal pembajakan,” ungkapnya.
Menurut Chika, kita perlu menghargai sebuah konten di media sosial karena proses pembuatannya yang tidak mudah. Meski tidak diperlihatkan secara langsung, proses pembuatan konten tentu memakan ide, waktu, dan tenaga dari kreator itu sendiri.
Selain itu, manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lain untuk berkembang. Menghargai karya orang lain dapat membuka peluang kolaborasi sesama pengguna media sosial. Dengan demikian, kita bisa menciptakan karya atau konten baru di media sosial.
Hal positif lainnya sebagai upaya menghargai karya orang lain di media sosial, yakni berkomentar sewajarnya dan tidak menjelekkan, memberikan kredit ketika menggunakan karya orang lain, dan jadilah seseorang yang kreatif agar bisa berkarya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, Senin (18/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Yazid Yanwar Saptura (Founder Meraki Agency), Astried Finna Ayu Kirana (Managing Director PT Astrindo Sentosa Kusuma), dan Maria Asumpta Tonny (Staff Dinas Kesehatan Kabupaten Timur Tengah Utara).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …