TABANAN, SELASA (19/10/2021) – Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) di Provinsi Bali. Bantuan menjangkau 1.676 penerima manfaat dengan nilai sebesar Rp1.069.003.950.
Termasuk dalam bantuan Atensi terdapat 90 anak yatim, piatu dan yatim-piatu di Provinsi Bali, yang menerima bantuan. “Anak yatim diberikan bantuan. Yaitu berupa tabungan anak yatim, piatu dan yatim piatu dengan nilai Rp200.000 bagi yang sudah sekolah dan Rp300.000 bagi yang belum sekolah,” kata Mensos dalam kegiatan peresmian Sentra Kreasi Atensi (SKA) di Balai Mahatmya Tabanan Bali (18/10).
Mensos hadir didampingi Sekjen Kemensos Harry Hikmat, pejabat eselon I dan staf ahli menteri. Hadir juga dalam kesempatan ini anggota DPR RI Komisi VIII IGN Kesuma Kelakan, anggota DPD RI Anak Agung Gde Agung, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Dalam kesempatan tersebut, kepada anak yatim, piatu dan yatim piatu yang hadir di Balai Mahatmya, Mensos menyatakan agar mereka tidak takut dan khawatir. “Ada ibu ya. silakan kalau kalian ada apa-apa bisa menghubungi ibu ya,” kata Mensos.
Kementerian Sosial telah menyusun program perlindungan bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu mencakup sasaran sebanyak 4.043.622 anak. Yakni terdiri dari 20.000 anak yang ditinggal orangtua akibat Covid-19; 45.000 anak yang diasuh di LKSA dan 3.978.622 anak diasuh oleh keluarga tidak mampu.
Perlindungan sosial bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 merupakan salah satu langkah strategis memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi meski dalam situasi sulit. Kemensos tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas RI untuk menyiapkan dukungan anggaran kurang lebih sekitar Rp3,2 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, secara simbolik Mensos menyerahkan bantuan senilai total Rp1.053.924.950 yang terdiri dari dukungan aksesibilitas (tongkat penuntun adaptif, kursi roda, walker alat peraga edukatif, alat bantu dengar, dan bantuan buku literasi Braille), tabungan anak yatim, piatu dan yatim piatu, kebutuhan dasar dan nutrisi.
Bantuan juga diberikan dalam bentuk bantuan kewirausahaan, seperti usaha ukir, makanan, cuci motor, jahit, kelontong, usaha perlengkapan upacara adat, merajut, bertani, ternak, Lundry, usaha gula Aren, massage , kuliner, bengkel motor, cat motor, dan pembuatan meubelair. Bantuan secara total menjangkau sebanyak 1.679 penerima manfaat.
Bantuan ATENSI tersebut dikelola oleh Satker di lingkungan Kementerian Sosial RI, di antaranya Balai Besar Inten Soeweno Cibinong, Balai Besar Kartini Temanggung, Balai Naibonat Kupang ,Balai Galih Pakuan, Balai Wyata Guna, Balai Abiyoso, Balai Antasena Magelang, Balai Paramita Mataram, Balai Satria Baturraden, dan Balai Margo Laras Pati.
Bersamaan dengan penyerahan bantuan, diresmikan juga Sentra Kreasi ATENSI (SKA) di Balai Mahatmiya yang merupakan SKA ke- 10 yang resmi dibuka oleh Mensos. SKA Mahatmiya merupakan pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan. Sentra ini juga akan menjadi kawasan pemberdayaan untuk menciptakan embrio-embrio wirausaha mandiri.
Seremoni peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti, Mensos Risma berharap di SKA ini anak-anak bisa berlatih dan menambah keterampilan untuk bekalnya mengembangkan usaha saat sudah dewasa kelak. “Jadi kalian disini tidak hanya bisa membuat karya sekedar bisa, tetapi bagaimana karya itu bisa memiliki nilai tambah sehingga memiliki daya jual yang tinggi,” kata Mensos.
Di SKA Mahatmiya terdapat Sentra Kuliner dan Artne Coffee, Barista, Rumah Produksi, Massage, Sentra Hasil Kerajinan Tangan Penerima Manfaat, dan SPA.
Selain itu juga terdapat workshop sebagai wahana pelatihan dan terapi bagi penerima manfaat, yaitu budidaya Jamur Tiram, Budidaya Ikan, Budidaya Lebah Klanceng, keterampilan las produksi, pertukangan kayu dan keterampilan kecantikan.
SKA merupakan bentuk upaya Kemensos membantu kelompok marjinal seperti pemulung, gelandang dan pengemis. Para penerima manfaat memperoleh berbagai layanan baik terapi psikologis, bimbingan sosial, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan.
Di sini, mereka juga diberikan pendampingan dan penguatan untuk kegiatan kewirausahaan melalui usaha kafe, galeri, ternak lele, tanaman hidroponik, laundry, dan juga berjualan di toko kelontong.
Kemensos menyadari besarnya tantangan menghadapi situasi terkini yang tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun dan belum pasti kapan akan berakhir.
SKA diharapkan menjadi sarana meningkatkan kemandirian ekonomi kelompok marjinal. (*)