Mataram -kembali konten di internet menjadi salah satu kegiatan umum yang dilakukan di dunia digital. Mengunggah kembali atau dalam bahasa Inggris berarti reshare bisa dilakukan dengan beragam maksud dan latar belakang.
Di antaranya setuju dengan yang disampaikan, memberitahu kembali publik akan informasi yang diterima, hingga bagian dari interaksi/apresiasi di media sosial.
Namun ternyata tak semua kegiatan mengunggah kembali “aman” dilakukan. Untuk itu penting bagi semua warga internet untuk lebih bijaksana ketika hendak mengunggah kembali konten digital.
Dikatakan oleh Profesor Dr Mahsun, Guru Besar FKIP Universitas Mataram, ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan oleh warga internet atau warganet sebelum mengunggah kembali konten terutama di media sosial.
Pertama, lakukan isolasi. Tahap isolasi adalah tahap di mana pesan yang kita terima diisolasikan aspek-aspek kata, kelompok kata dan memisah-misahkan atau mengisolasi ide, gagasan, fakta-fakta khusus yang terkandung di dalam konten.
Kedua adalah tahap identifikasi. “Ini tahap mengidentifikasi stimulus atau satuan bahasa yang sudah dikenali gagasan, maknanya menjadi kelompok-kelompok ide, gagasan dan makna yang berdiri sendiri,” kata Mahsun saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/10/2021).
Ketiga adalah tahap integrasi. Pada tahap ini, warganet perlu mengintegrasikan gagasan-gagasan dari bahan yang dibaca dengan gagasan-gagasan, informasi lain yang telah ada dalam pikiran kita. Keempat, tahap inspeksi yaitu tahap informasi baru yang dierima dari bahan yang akan kita unggah dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal itu:
“Pada tahap ini, menjadi gampang jika gagasan baru itu bersepadan dengan gagasan yang sudah kita miliki dan menjadi jika bertentangan karena kita harus mencari dan memilih informasi yang mana yang lebih mendekati kebenaran,” kata Mahsun.
Kelima adalah tahap interpretasi yaitu harus aktif mengevaluasi gagasan, ide baru yang diperoleh dan menelusuri dari mana asalnya. “Setelah itu kita baru memutuskan untuk menolak atau menerima dan kemudian kita mengunggah atau tidak mengunggahnya,” pungkas Mahsun.
Selain Guru Besar FKIP Universitas Mataram Profesor Dr Mahsun, ada pula pembicara lain yaitu CEO Waji Travest yaitu Ody Waji. Dalam paparannya, Ody Waji menyampai beberapa tips menghindari penipuan saat bertransaksi online.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah jangan mudah tergiur dengan harga murah, memanfaatkan transaksi via rekening bersama, lakukan COD jika perlu, meminta foto asli barang dan memahami bahwa testimoni bisa saja palsu.
Hadir pula dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/10/2021) yaitu Shella Nadia, CEO Artifashion dan Tisa sebagai key opinion leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.