Tolikara Papua -Belakangan ini hidup kita sangat bergantung dengan internet untuk usaha online, proses belajar dan bekerja, hiburan, dan sebagainya. Di internet, salah satu platform yang sering digunakan ialah media sosial. Melalui platform tersebut kita sebagai pengguna internet bisa berinteraksi dan menikmati banyak karya atau konten.
Menurut Yokbet Merauje seorang mahasiswa sekaligus influencer, di ruang digital kita harus mampu menghargai konten-konten tersebut. Menghargai karya itu adalah bagaimana kita menganggap karya tersebut penting bagi orang lain karena bermanfaat, positif, dan berguna.
“Menghormati adalah bagian dari etika. Kita juga harus menghormati dan karya orang lain di media sosisl,” jelas Yoke dalam Webinar Literasi Digita wilayah Kabupaten Tolikara, Papua, Senin (18/10/2021).
Tidak menghargai konten dan karya orang lain merupakan suatu permasalahan masa kini. Yoke menyampaikan bahwa permasalahan tersebut terdiri atas tiga hal.
- Plagiat
Seseorang memakai konten orang lain dan dijadikan konten sendiri. Kemudian, tidak memberikan kredit apapun kepada pembuat karya. Plagiat ada yang benar-benar disengaja dan faktor tidak tahu. Perilaku plagiat ini salah satu contoh sikap yang sangat tidak menghargai karya seseorang. - Boikot
Perilaku mengunggah kembali konten tanpa menyertakan dan izin pemilik konten. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu perbuatan bahwa kita tidak bisa menghargai pemilik konten. - Membully
Perilaku bully pada konten ialah perbuatan memberikan komentar buruk pada suatu karya. Komentar buruk tersebut bisa berupa komentar yang menjatuhkan karya atau pemilik karya itu sendiri.
“Kalau teman-teman tidak suka atau tidak merasa konten tersebut bukan yang dicari, teman-teman bisa skip saja tanpa harus memberikan cacian,” imbau Yoke.
Karena permasalahan-permasalahan tersebut, ketika kita melihat karya orang lain kita jadi mengetahui langkah yang harus dilakukan, yaitu menghargai karya tersebut. Caranya dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi terhadap suatu karya dan konten, tidak memberikan komentar buruk dan lebih baik memberikan kritik yang membangun, serta memberikan dukungan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tolikara, Papua, Senin (18/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Nico Oliver (Penggiat Digital & Content Creator), Fendi (Founder Superstar Community Indonesia), dan Nard Geisha )Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.