Jaya pura papua -Penggunaan internet seringkali tidak lepas dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebagian dari mereka kerap melakukan serangan siber ke sembarang orang atau target tertentu.
“Serangan siber ini sebenarnya adalah jenis manuver ofensif yang digunakan oleh negara, individu, kelompok atau organisasi yang menargetkan sistem informasi komputer atau perangkan komputer pribadi,” ujar Dedy Triawan, CTO MEC Indonesia, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital Wilayah Kota Jayapura, Papua, Kamis, (14/10/2021).
Dedy mengatakan bahwa mereka melakukkannya dengan berbagau cara tindakan berbahaya yang biasanya berasal dari sumber anonim. Beberapa seperti mencuri , mengubah, atau menghancurkan target yang ditentukan dengan cara meretas sistem yang rentan.
Dalam kesempatan itu, Dedy juga menyampaikan sejumlah serangan digital besarta cara untuk mengantisipasinya. Berikut ini jenis serangan digital yang kerap terjadi
• Malware
Sejenis perangkat lunak (software) yang dirancang secara khusus untuk mendapatkan akses tidak sah (unauthorized access) atau menyebabkan kerusakan pada komputer.
• Phishing
Phising adalah suatu metode untuk melakukan penipuan dengan mengelabui target dengan maksud untuk mencuri akun target.
• Ransomware
Sejenis perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke berkas (file) atau sistem komputer tertentu. Tujuannya adalah untuk memeras korban dengan meminta uang tebusan agar korban bisa mengakses kembali berkas atau sistem komputer mereka.
• DoS (Denial of Service)
Cyber attack yang berusaha melumpuhkan sebuah website sehingga tidak bisa diakses oleh pengguna.
• Hacking
Kegiatan menerobos program komputer milik pihak lain. Sedangkan hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu, dan suka mengamati keamanan siber dari suatu sistem.
• SQL Injection
Jenis injeksi berupa perintah SQL yang diinjeksikan ke dalam data-plane input untuk mempengaruhi eksekusi SQL command yang telah ditentukan.
“Tips untuk menghindarkannya selalu waspada terhadap social engineering dan phising untuk menghindari membuka email dan tautan uyang mencurigakan dan tidak terpercaya sumbernya,” ujar Dedy.
Selain itu ia juga menyarankan untuk sellau melakukan update untuk Operating System dan juga antivirus. Kemudian, juga tidak membagiakna informasi pribadi ke orang lain.
Dalam webinar tersebut juga hadir pembicara lainnya yakni, Alex Iskandar, MBA, Managing Director IMFocus Digital Consultant, Leony Imanuella Nelwan, Content Creator dan Ahmad Affandy sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
ICBC Indonesia merelokasi cabang di Area Pantai Indah Kapuk
JAKARTA – Bank ICBC Indonesia sebagai anak perusahaan dari ICBC Limited yang merupakan salah satu …