Dompu NTB -Netizen alias warga dunia maya Indonesia mendapat sorotan tajam, setelah laporan dari Digital Civility Index (DCI) yang dikeluarkan Microsoft menempatkan Indonesia berada di peringkat terbawah dalam hal kesopanan di dunia maya.
Hasil survei ini sangat mencoreng citra bangsa Indonesia yang terkenal ramah, sopan, dan memiliki budi pekerti luhur.
Astried Finnia, managing director PT Astrindo Sentosa Kusuma mengatakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang meblum menyadari bahwa komentar kasar bukanlah jenis interaksi sosial yang baik.
“Karena merasa tidak bertemu langsung, hanya lewat media sosial saja kenalnya, jadi menganggap boleh memberikan komentar buruk atau perkatan jelek lainnya,” tutur Astried, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Selasa (12/10/2021).
Padahal menurut Astried, sikap kita di dunia maya tidak boleh berbeda dengan saat berada di dunia nyata. Dalam artian, perlakukan semua orang di dunia maya seperti kita ingin diperlakukan di dunia nyata.
Ia pun membagikan 5 tips menjadi netizen yang positif di dunia maya. Apa saja?
• Smart
Smart merujuk pada kepintaran untuk memilah informasi yang akan disebar atau diunggah di media sosial baik atau tidak.
“Jangan sekali-kali menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/ktp, password, dan alamat rumah,” tuturnya.
• Alert
Alert adalah kewaspadaan terhadap berita dan informasi yang tidak masuk akal. Berlaku juga untuk tawaran mendatangkan keuntungan yang di atas normal.
“Jangan sembarangan mengklik link yang didapat dari nomor atau pengirim email yang tidak dikenal, karena bisa berujung phising,” tuturnya.
• Strong
Gunakan password yang sulit tapi mudah diingat, untuk terhindar sebagai korban peretasan akun atau gawai. Biasakan menggunakan two step authentification untuk menjaga keamanan akun.
• Kind
Tinggalkan jejak digital yang positif. Jangan mudah meninggalkan komentar buruk, terpancing dengan berita negatif dan provokasi, serta ikut menyebarkannya.
• Talk
Jangan tergesa-gesa dan konsultasikan apabila menerima informasi yang menyebabkan tidak aman dan tidak nyaman.
“Kita harus tetap waspada seta berhati-hati terhadap informasi apapun yang kita bagikan di internet. Ada rambu-rambu yang harus ditaati, tidak bisa sembarangan,” tutupnya.
Dalam kesempatan ini hadir juga Nico Oliver (penggiat digital dan content creator), Nazmul Watan (Ketua Alumni Beasiswa NTB Tahun 2021), dan Sri Rahma Dani (Key opinion leader).
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …