Tips Mengatur Keuangan Agar Bisa Menabung: Bedakan Kebutuhan dan Keinginan

Kepulauan Sulawesi -Mengatur keuangan menjadi kemampuan penting yang perlu dimiliki semua orang. Di masa pandemi Covid-19 saat sejumlah orang mengalami pengurangan pendapatan hingga pemutusan hubungan kerja, pengelolaan keuangan yang baik menjadi modal penting untuk bisa bertahan.
Fisca selaku key opinion leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kepulauan Sula, Maluku Utara, Kamis (7/10/2021), mengatakan prinsip utama dalam pengaturan keuangan adalah bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
“Anak muda sekarang tidak tahu bagaimana memisahkan kebutuhan dan keinginan. Makanya uangnya cepat habis, gajian tanggal 28 tapi tanggal 1 sudah nggak ada uangnya,” tutur Fisca.
Untuk bisa mengatur keuangan dengan baik, seseorang harus bisa memisahkan antara kebutuhan dan keinginan secara detail. Fisca menyarankan untuk membuat catatan mana saja yang merupakan kebutuhan, dan mana yang keinginan.
Ia mencontohkan sejumlah biaya yang perlu dikeluarkan untuk kebutuhan misalnya untuk makan, bayar kosan, bayar listrik, dan kebutuhan dasar lainnya.
“Sekarang kayanya kuota juga bagian dari kebutuhan ya, karena banyak yang sekolah dan kerja secara online jadi harus ada akses internet,” tuturnya.
Sementara untuk memenuhi keinginan, baru bisa dilakukan usai seluruh kebutuhan terpenuhi. Misalnya ada niat mengganti handphone atau pergi liburan, harus pastikan dulu semua kebutuhan dibayar.
“Jangan terbalik nanti ganti handphone dulu atau liburan dulu sementara buat makan nggak ada, buat bayar kost nggak ada,” tambahnya lagi.
Ia pun membagikan sejumlah kesalahan dalam pengelolaan keuangan yang menurutnya masih sering dilakukan anak muda, di antaranya:

  1. Tidak memisahkan akun keuangan pribadi dan bisnis
    Bagi Anda yang memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah, memisahkan akun keuangan pribadi dan bisnis adalah hal yang wajib dilakukan. Selain pengaturan keuangan yang lebih baik, memisahkan akun bisnis dan pribadi penting untuk menghindari terjadinya potensi kerugian.
  2. Tidak mencatat pengeluaran
    Fisca mengatakan penting untuk selalu mencatat pengeluaran. Pencatatan penting untuk mengetahui ke mana saja aliran uang dikeluarkan, apakah lebih banyak untuk kebutuhan atau keinginan.
  3. Tidak melakukan evaluasi
    Setelah tercatat, maka akan lebih mudah melakukan evaluasi terhadap pengeluaran yang dilakukan. Jika ada pengeluaran berlebih untuk keinginan yang sebenarnya bisa ditunda, sisa uang yang ada bisa ditabung.
    Webinar kali ini juga menghadirkan Andrew Paulo (Forex Trader), Nurul Amalia (Pramugari Saudi Airlines dan Digital Content Creator), dan Attar Abubakar (Event Manager Napoleon Production).
    Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
    Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Mr Chen Yong. (Dok Beng)

ICBC Indonesia merelokasi cabang di Area Pantai Indah Kapuk

JAKARTA – Bank ICBC Indonesia sebagai anak perusahaan dari ICBC Limited yang merupakan salah satu …