Peran Orang Tua Menjaga Anak saat Menggunakan Internet

Buleleng Bali -Situasi pandemi menjadikan banyak anak menghabiskan waktu bersama orang tuanya karena hampir seluruh kegiatan dilakukan di rumah. Hal ini juga meningkatkan penggunaan gadget pada anak karena perlu sekolah secara daring dan menjadikan penggunaan internet bukanlah sesuatu yang baru.
“Sekarang itu setiap waktu, setiap detik tidak bisa terlepas dari internet. Apalagi internet punya fungsi dan manfaat yang sangat diperlukan oleh setiap orang. Sekarang kita melakukan kegiatan itu dengan daring,” tutur Ni Putu Widyasanti, Dosen STAHN Mpu Kuturan Singaraja dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (6/10/2021).
Hadirnya internet mengharuskan kita memenuhi ICT literacy, sebab di era 4.0 ini kita dituntut untuk memaksimalkan teknologi. Menurut Widya, ketika kita tidak mampu memanfaatkan internet dengan maksimal dan memanfaatkannya ke arah positif, tentu itu akan merugikan diri sendiri karena akan tergerus arus globalisasi. Dampak positif internet tentunya memudahkan segala aktivitas mulai dari komunikasi, belajar, bekerja, belanja, dan sebagainya.
Di samping dampak positif, terdapat dampak negatif yang banyak dirasakan anak-anak. Di antaranya, bullying, konten negatif, kekerasan, komentar negatif, gangguan mental, hingga kecanduan.
“Anak-anak yang sudah terbiasa dengan internet dan merasa kecanduan. Ketika sehari tidak menggunakannya pasti akan merasa stress dan mereka jadi merasa tersiksa. Terkadang, ketika orang tua mengambil gadget anak seketika menjadi tantrum,” jelas Widya.
Peran orang tua dalam menghindari dampak negatif internet yakni, menanamkan prinsip sebagai guru pertama bagi anak. Sebab anak akan mencontoh apapun yang orang tua lakukan. Untuk itu, orang tua tidak boleh membiasakan diri bermain gadget di depan anak. Kemudian, orang tua bisa bersikap sebagai teman cerita bagi anak. Gunanya agar anak lebih terbuka dengan apapun yang dilakukan di internet, termasuk juga menceritakan masalahnya. Dalam hal ini, membangun komunikasi harmonis antara orang tua dan anak menjadi kuncinya.
Ia menyampaikan, orang tua harus mendampingi, memberikan arahan, dan mengedukasi anak mengenai konten-konten yang boleh diakses dan tidak boleh diakses oleh anak, serta senantiasa mengajari anak untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi internet untuk hal positif.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (6/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Cenuk Sayekti (Peneliti dan Dosen), Nurul Amalia (Pramugari Saudi Airlines, Forex Trader), dan Denny Abai (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim

Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …