Kupang NTT -Beragam penelitian telah membuktikan bahwa gadget atau gawai memiliki dampak positif dan dampak negatif bukan hanya pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Dikatakan oleh Yazid Yanwar, Founder Meraki Agency benerapa dampak positif gadget pada anak adalah dapat mengasah kemampuan kognitif dan motoril halus pada anak, melatih kemampuan problem solving pada anak, latihan bersikap sportif dalam berkompetisi, cepat informasi dan dapat membuat anak senang serta bahagia.
“Sementara dampak negatif gadget pada anak adalah kurangnya interaksi dalam keluarga, kurang merasa empati, menjadi agresif dan berisiko terlibat kekerasan karena meniru,” kata Yazid Yanwar saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (29/9/2021).
Selain itu, lanjut Yazid, anak juga berisiko mengalami gangguan konsentrasi dan gangguan tidur serta risiko terpapar konten negatif yang bisa memengaruhi anak.
Parahnya lagi, Yazid mengatakan bahwa 31.4 persen remaja mengalami kecanduan internet. Ia mengatakan, adiksi atau kecanduan dalam konteks internet maupun penggunaan gadget, telah masuk dalam kategori kecanduan perilaku.
“Yang disebut kecanduan internet yang dapat menimbulkan gangguan yang dapat berdampak pada kehidupan personal dan relasi seseorang dengan orang lain,” tambahnya.
Lalu, bagaimana dengan ciri-ciri seseorang atau anak yang kecanduan internet? Berikut paparan seperti yang dikatakan oleh Yazid Yanwar!
- [ ] Pikiran fokus ke internet
- [ ] Intensitas penggunaan internet yang tinggi
- [ ] Kontrol diri dan emosi yang lemah terhadap internet
- [ ] Tidak berinteraksi dengan lingkungan sosial
- [ ] Gangguan emosi
- [ ] Rasa gelisah dan tidak nyaman jika tidak menggunakan internet
- [ ] Melupakan tanggung jawab dan tugas individu termasuk dalam mengurus diri dan tanggung jawab pekerjaan.
Untuk itu, Yazid sangat mengimbau orangtua dan orang dewasa memiliki kesadaran untuk mencegah agar anak-anak tidak kecanduan internet. Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan memperkuat kesadaran dan spiritual anak serta menyibukkan anak dengan kegiatan yang positif baik di dalam rumah atau di luar rumah.
“Dekatkan anak dengan alam, serta batasi dan awasi anak tentang bahaya gadget. Jangan lupa juga blokir konten-konten yang berbahaya bagi anak,” tambah Yazid.
Tak kalah penting, orangtua juga harus konsisten dalam berperilaku terkait gadget seperti jangan menggunakan gadget di hadapan anak.
Orangtua juga diminta membangun komunikasi dan interaksi yang hangat di dalam keluarga, membuat ketegasan terkait penggunaan gadget serta libatkan anak dalam kampanye antiadiksi gadget.
Selain Yazid Yanwar, Founder Meraki Agency, hadir juga dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (29/9/2021) yaitu Fendy, Founder Superstar Community Indonesia, Adelbertus Manek, Pengajar di LP3I Kupang serta Tisa Caca sebagai key opinion leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.