Halmahera Selatan, Maluku Utara -Jika beberapa tahun lalu generasi milenial menjadi bahan perbincangan banyak orang, kini giliran generasi alpha yang jadi perhatin. Ini salah satunya meski sedikit mirip dengan generasi milenial dan generasi z, generasi alpha sendiri ternyata punya karakteristik yang berbeda. Sifat dan karakteristik tersebut yang akhirnya juga membuat mereka punya proses belajar yang berbeda.
Hal itu diungkapkan oleh Nur Rahma Yenita, Ketua Program Studi Teknik Elektro STTI dan Asesor Kompetensi Multimedia BNSP dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Halmahera Selatan, Maluku Utara, Rabu, (29/9/2021).
“Karakteristik generasi alpha itu lebih percaya informasi dari media interaktif, ini karena mereka sejak kecil sudah kenal dengan berbagai teknologi,” ujar Nur Rahma.
Selain itu, Nur Rahma juga menyampaikan bahwa karena telah akrab dengan teknologi dan internet, generasi alpha lebih suka menggunakan smartphone.
“Bagi generasi alpha televisi itu hanya sebagai selingan agar tidak sepi. Tapi mereka tidak benar-benar memperhatikannya,” kata Nur Rahma.
Ia juga menyampaikan dengan begitu, generasi alpha lebih pintar menggunakan media sosial. Mereka menggunakannya dari umur yang lebih awal.
“Generasi itu juga tipikal fast learning, mereka mudah beradaptasi terhadap perkembangan tekologi. Ini juga yang membuat mereka terkadang kurang loyal, karena mereka bekerja secara efektif,” kata Nur Rahma.
Oleh sebab itu, lanjut dia, guru atau pengajar generasi alpha mesti melek akan perkembangan teknologi digital. Hal ini penting untuk bisa menyesuaikan dengan karakteristik generasi alpha dalam belajar.
“Guru juga harus adaptif terhadap kemajuan teknologi digital. Dan juga termasuk fast learrning dalam penggunaan teknologi digital,” kata dia.
Terakhir, ia juga mengatakan bahwa guru harus memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi dari generasi alpha. Karenanya guru dan pengajar harus tetap mengasah diri terkait kemampuan literasi digital.
Dalam webinar tersebut juga hadir pembicara lainnya, Adji Srihandoyo, Business Development Director Koperasi Jasa Tri Capital Investama (TC-Invest), Aiya Lee, Travell Blogger, dan Putri Langi sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Check Also
Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim
Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …