Gianyar -Penggunaan teknologi digital semakin masif di lingkungan keluarga. Baik orang dewasa maupun anak-anak menggunakan teknologi digital dalam kesehariannya.
Untuk orang dewasa, teknologi digital merupakan alat bantu menyelesaikan pekerjaan dan bersosialisasi. Sementara bagi anak-anak, teknologi digital mendukung pelaksanaan pendidikan seperti pembelajaran jarak jauh.
I Nyoman Sucana, M.Kom, Wakasek SMKI TI Bali Global Denpasar mengatakan agar manfaat teknologi digital di lingkungan keluarga semakin besar, orang tua wajib mengambil peran aktif.
“Orang tua harus terus belajar dan menambah pengetahuan tentang dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi. Dengan begitu, orangtua bisa mengarahkan penggunaan perangkat dan media digital dengan tepat kepada anak,” tutur Nyoman, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital wilayah Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu (29/9/2021).
Sebagai tenaga pendidik, Nyoman menyebut tidak ada yang bisa menggantikan peran orang tua dalam pendidikan anak. Ia pun membagikan empat saran penggunaan teknologi digital di lingkungan keluarga. Apa saja?
- Buat rencana
Nyoman mengatakan agar penggunaan teknologi digital tidak berlebihan, harus ada perencanaan matang sebelum membolehkan anak menggunakannya.
“Misalnya cuma boleh pakai komputer dan laptop untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Atau membatasi waktu anak menggunakan handphone,” tuturnya. - Tidak mengistimewakan gadget
Dikatakan Nyoman, orang tua wajib memperlakukan media digital sebagaimana lingkungan lain dalam kehidupan anak. Dalam artian, gadget tidak boleh diistemawakan.
“Jadi jangan cuma ajari anak main gadget saja. Tapi juga ajak ia main di luar, ajari juga permainan ataupun kesenian tradisional,” paparnya. - Menetapkan batasan
Menetapkan batasan penggunaan perangkat teknologi digital penting untuk mencegah anak kecanduan. Sebab jika anak sudah kecanduan gadget atau kecanduan internet, masa depannya bisa terancam. - Komunikasi tatap muka
Penting sekali bagi orang tua untuk memahami pentingnya komunikasi tatap muka pada anak. Orang tua menurut Nyoman, tidak boleh menjadi figur yang hanya memberikan larangan, tapi juga harus menjadi figur mengayomi.
“Kalau anak cuma dilarang tidak boleh ini dan itu, tanpa dijelaskan apa penyebabnya, dia bisa kecewa dan menutup diri. Karenanya, setiap keputusan yang diambil oleh orang tua, misalnya pembatasan jam bermain gadget, harus dijelaskan alasannya,” tuturnya.
Webinar kali ini juga menghadirkan Ody Waji (CEO Waji Travest) yang membahas tentang peluang usaha dropship, Fajar Sidik (Zinester & Podcaster at 30 Degree Media Network) yang membahas tentang bagaimana melaporkan kejahatan siber, dan Putri Masyita (Key Opinion Leader) yang memberikan pandangan terkait menabung.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.