Indonesia Diprediksi Akan Tetap Pimpin Pasar Ekonomi Digital Kawasan Asean

Lombok utara -Indonesia diprediksi akan tetap menjadi pemimpin pasar ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara hingga 2030 mendatang. Dijelaskan oleh Aditya Sani, Founder Briefer.id, itu terjadi karena populasi Indonesia yang sangat besar.


“Dari data Facebook dan Bain & Company, jumlah konsumen digital di Asia Tenggara pada akhir tahun ini mencapai 350 juta dengan 47.2 persen atau sebanyak 165 juta berasal dari Indonesia,” kata Aditya Sani baru-baru ini.
Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (27/9/20121), Aditya Sani mengatakan bagaiman kunci pertumbuhan UMKM saat ini adalah akses digitalisasi.


“Kita punya potensi yang besar sebagai konsumen. Tapi sekarang kuncinya bagaimana kita juga bisa menjadi produsen sekaligus konsumen. Artinya UMKM harus sudah terhubung secara hybrid baik online maupun offline,” tambahnya.


Secara data, Aditya Sani menjelaskan mengenai kondisi UMKM Indonesia saat ini di mana ada 64 juta UMKM dengan 97 persen di antaranya berhasil menyerap angkatan kerja di Indonesia.
Dari angka tersebut, sektor UMKM juga berhasil berkontribusi pada 61 persen PDB Indonesia. Namun hingga Juli 2021 ini, baru 13. 7 juta UMKM di Indonesia yang baru terdigitalisasi.
Padahal dari 270.20 juta penduduk Indonesia, 25.87 persen adalah generasi milenial dan 27.94 adalah generasi Z yang dapat menjadi kelompok pemberdayaa digitalisasi UMKM.


“Mereka adalah SDM Indonesia yang paham teknologi. Sumber daya manusia digital yang paham infrastuktur dan perangkat digital. Terbiasa juga dengan ekosistem digital seperti akses digital dan akses keuangan,” lanjut Aditya Sani lagi.


Untuk itu lanjutnya, penting bagi kelompok milenial, gen Z bahkan generasi Alpha untuk memiliki kecakapan digital seperti mampu mengatasi masalah, berkomunikasi dengan baik di dunia digital, paham bertransaksi digital dan memahami memubuat konten serta paham keamanan digital.


“Keuangan digital sekarang memang banyak tapi Bank Indonesia sudah mengeluarkan Quick Response Code Indonesia Standard, QRIS. Jadi pelaku bisnis bisa lebih simpel untuk transaksinya. Selain itu pahami juga marketplace baik asli Indonesia atau asli regional. Ini perlu dipahami untuk melihat apa yang sedang tren di luar sana,” pungkas Aditya Sani.


Selain Aditya Sani, hadir pula webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (27/9/20121), Dedy Triawan, CTO MEC Indonesia dan Juraidin, Ketua KPU KLU serta Fandy Ruby sebagai key opinion leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.


Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Check Also

Dinilai Janggal, Warga Lovina Bali Diduga Korban Mafia Tanah, Laporkan Sejumlah Hakim

Warga Lovina, Buleleng, Made Jodi, melaporkan sejumlah Hakim ke Komisi Yudisial. Laporan tersebut diwakili oleh …