Manggarai NTT -Perkembangan teknologi digital di Indonesia pada kurun waktu 20 tahun terakhir telah banyak dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Beragam kemudahan yang diajarkan sangat membantu dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.
Sementara itu hadirnya pandemi covid 19 juga berpengaruh pada semakin meningkatnya pengguna teknologi digital. Menurut B.S. Icen Jumpa, seorang Pegiat Seni dan Budaya saat menjadi nara sumber di Webinar Literasi Digital wilayah Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Kamis 23 September 2021, hal ini disebabkan karena kehadiran pandemi memaksa masyarakat dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan dukungan teknologi digital.
“Media sosial sebagai bagian dari teknologi digital, merupakan salah satu sarana digital yang paling banyak diminati oleh para netizen, baik sebagai sarana informasi maupun sebagai sarana komunikasi. Ada banyak macam media sosial yang digunakan masyarakat, seperti YouTube Facebook Instagram Twitter dan masih banyak lagi,” ujar Icen dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa baru awal tahun 2000-an setiap orang memiliki satu atau bahkan lebih media sosial yang digunakan tergantung kegemaran individu. Kehadiran media sosial sangat berpengaruh bagi masyarakat dunia memberikan manfaat secara positif dan di sisi lain berdampak negatif bagi masyarakat.
Dampak positifnya sudah banyak kita rasakan, sementara yang negatifnya pun beragam. Mulai dari gangguan kesehatan fisik dan mental, bisa terpapar konten negatif atau terpapar berita hoaks. Ditambah lagi adalah setiap orang bisa mengalami gangguan interaksi sosial di dunia nyata dan memicu penyalahgunaan media sosial.
“Yang paling sering kita lihat adalah banyaknya komentar di media sosial yang memicu pertengkaran hingga berujung masalah hukum. Karenanya, setiap pengguna medsos harus bijak di kolom komentar,” imbuhnya.
Selain konten yang diposting pada media sosial, kolom komentar merupakan bagian yang paling banyak diperhatikan oleh para netizen. Penyalahgunaan media sosial seperti ujaran kebencian dan sebagainya banyak ditemukan pada bagian kolom komentar.
Untuk itulah ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengisi kolom komentar. Diantaranya membaca ataupun mendengar konten secara keseluruhan sebelum berkomentar dan menganalisis isi konten agar tidak salah paham.
Selain itu setiap pengguna medsos haruslah berpikir dan menanyakan pada diri sendiri apakah yang kita sampaikan atau komentar kita dapat membawa manfaat. Untuk itu kita juga harus menggunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar dan menghindari penggunaan ujaran kebencian.
“Berikan komentar kepada sesuatu yang baik saja dan jangan berkomentar pada yang tidak baik, selalu upayakan untuk bijak dalam mensikapi beragam hal,” jelasnya lagi.
Itulah mengapa etika digital menjadi hal penting di medsos. Sebab etika digital dapat dimaknai sebagai tata krama dalam memanfaatkan sistem digital untuk berbagai keperluan dan kepentingan. Maka dari itu sikap dan perilaku atau tata krama yang sepantasnya berlaku di dunia nyata mestinya diterapkan juga di dunia maya agar terciptanya suatu masyarakat digital yang beretika dan berbudaya.
Selain Icen juga hadir pembicara lain yaitu Sofia Sari Dewi, Fashion Designer Content Creator, Clozette ID Ambassador, Rizky Rahmawati Pasaribu, SH, LL.M, Advokat dan Managing Partner Law Office Amali & Associates dan Fitriyani sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.