Mataram -Perkembangan teknologi yang semakin cepat penggunaan internet sudah melekat pada kehidupan sehari-hari pada orang tua anak dan umur, siapa saja. Sebagai orangtua tentunya bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak dalam segala aspek termasuk penggunaan digital.
Oleh karena kita sebagai orang tua harus memiliki kecakapan digital agar dapat memiliki kesempatan menyediakan internet yang aman untuk anak-anak. Hal itu dikatakan oleh Gabrilianty Nastiti Ayuningtyas, Spv Accounting Analyst dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat 24 September 2021. Dikatakannya juga bahwa sebagai orangtua setiap orang juga harus berkembang mengikuti tren yang ada.
“Jika orang tua tidak peduli tentang dunia digital maka anak-anaknya lah yang mengalami resiko kesulitannya di kemudian hari,” ujar Gabrilianty dalam webinar yang dipandu oleh Claudia Lengkey ini.
Menurutnya, kalau orang tua tidak cakap digital maka resikonya adanya kurangnya literasi digital pada anak yaitu beresiko pada privasi anak. Perilaku Sharenting yang kerap dilakukan orang tua yaitu membagikan aktivitas terkait anak di media sosial, padahal ada yang tidak boleh dibagikan. Hal ini kadang luput diperhatikan sekalipun akun media orang tua pribadi.
“Kerapkali unggahan bersifat pribadi dan menjadi konsumsi publik apalagi kalau Instagram Facebook tidak terkunci,” imbuhnya.
Ia secara detail mendeskripsikan misalnya orang tua mengupload anaknya sedang latihan buang air bisa disalahgunakan orang untuk hal-hal yang tidak baik. Atau orang tua mengunggah anaknya yang sedang sakit mungkin tujuannya untuk cari solusi tapi sayangnya informasi ini bisa disalahgunakan oleh pelaku siber bullying untuk membully anak tersebut di kemudian hari.
Juga banyak orang tua yang menggunakan teknologi tanpa memikirkan privasi anak dan dampak jangka panjang terhadap anak karena informasi yang dibagikan akan menjadi jejak digital yang merugikan anak.
Karenanya orangtua harus memilah mana unggahan yang tidak bersifat sangat pribadi yang bisa menjadi jejak digital di masa depan yang nantinya merugikan anak kita.
Karenanya orang tua harus memiliki kemampuan atau keahlian dalam literasi digital yaitu kemampuan dasar, kemampuan berkomunikasi, berkreativitas dan kemampuan long life learning.
Kemampuan dasar mengatur privasi misalnya tidak boleh membagikan privacy anak, orang tua juga mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri dan orang tua harus memikirkan apa yang baik dan atau yang tidak baik dibagikan untuk anak-anak mereka. “Jangan sampai keputusan orang tua menyusahkan anak di kemudian hari,” jelasnya.
Selain itu juga penting adalah kemampuan dasar mengatur konten. Orang tua punya kewajiban untuk mengamati aktivitas anak, oleh sebab itu oleh orang tua punya tugas mengatur konten apa yang boleh dan tidak boleh dilihat oleh anak-anak. Karena banyak hal yang bisa dilakukan dengan mengatur content, orang tua bisa mengatur filter pada Google, settingan handphone ataupun setting keamanan platform di YouTube.
Selain Gabrilianty juga hadir pembicara lain yaitu Shella Nadia CEO Artfashion, Kombes Pol Abdul Azas Siagian, SH, MH, Kabid Hum Polda NTB dan Chika Mailoa sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.