Dompu NTB -Banyak orang tua khawatir dengan kondisi anaknya yang sulit lepas dari gadget. Saat ini gadget difungsikan sebagai alat belajar, hiburan, dan lainnya oleh kebanyakan anak.
“Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, orang tua perlu memenuhi kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian kepada anak. Kita harus memberikan itu karena nantinya berkaitan dengan apa yang akan kita ajarkan kepada anak,” tutur Nata Gein seorang Disc Jokey, Public Figure, sekaligus Key Opinion Leader dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22/9/2021).
Kemudian, orang tua perlu menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak sejak dini. Apalagi di era sekarang anak-anak sudah diberikan gadget mulai usia balita.
Menurut Nata, memberikan gadget sejak usia balita tergantung kepada orang tua dan sah saja, tetapi harus dipikirkan kembali tanggung jawab dan risikonya. Lalu, mendampingi dan mengawasi anak saat menggunakan gadget. Orang tua wajib mengetahui apa yang anak-anak tonton beserta keamanannya.
Beberapa hal yang orang tua ajarkan pada anak di era serba digital ini. Pertama, mengenai batasan menggunakan gadget serta membagi waktu anak antara bermain dan belajar. Ia mengatakan, bahkan di era ini bermain dan belajar semakin bias, karena anak-anak bisa bermain sambil belajar begitu pun sebaliknya.
Kedua, ajaran untuk menjadi pengguna internet yang bijak dan bertanggung jawab. Seorang anak perlu mengetahui cara aman bermain internet dengan penuh tanggung jawab.
“Apabila tanpa tanggung jawab, anak bisa lepas kontrol dan bersikap seenaknya di ruang digital. Kalau tanggung jawabnya sudah diterapkan, anak akan mengerti dan bisa memprioritaskan antara tugas dan tanggung jawabnya,” jelas Nata.
Ketiga, tidak memberikan anak gadget sendiri sebelum mencapai usia yang cukup. Hal ini berarti, sebagai orang tua kita tidak perlu memberikan anak hak milik atas gadget, melainkan meminjamkan gadget milik orang tua kepada anak. Tujuannya agar anak tetap memiliki batasan penggunaan gadget baik dari durasi maupun konten-konten di dalamnya.
Keempat, memberikan rasa aman dan nyaman untuk anak saat mengakses internet. Terkadang orang tua tidak memberikan rasa aman dengan password, tujuannya juga untuk membatasi akses konten yang tidak sesuai usia anak.
Keempat hal tersebut perlu diajarkan agar anak memiliki kemampuan literasi digital yang mumpuni sebagai seorang digital native.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Dompu, NTB, Rabu (22/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Aditya Sani (Founder Briefer.id) Cenuk Sayekti (Peneliti dan Dosen), dan Furkan (Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Dompu).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)